Tuduhan Pencitraan: Tidak Penting bagi Jokowi
Apakah perjalanan pamit ini dianggap pencitraan oleh para pengkritik? Mungkin saja. Namun yang jelas, Jokowi tidak terlalu peduli dengan tuduhan-tuduhan semacam itu. Ia sudah terbiasa dengan berbagai kritik dan serangan sejak awal karier politiknya. Alih-alih menyerah atau terpengaruh, Jokowi justru menjadikan kritik sebagai bahan bakar untuk terus bekerja lebih keras.
Baginya, yang paling penting adalah hasil nyata yang bisa dirasakan oleh rakyat Indonesia. Pembangunan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi, upaya pemerataan kesejahteraan, dan berbagai pencapaian lain selama 10 tahun terakhir adalah bukti nyata dari kerja kerasnya. Tentu masih banyak pekerjaan yang belum selesai, tapi itulah alasan mengapa Jokowi terus berkeliling, berpamitan sekaligus menyerahkan tongkat estafet kepada pemimpin berikutnya.
Terima Kasih, Pak Jokowi
Maka dari itu, saatnya kita mengucapkan terima kasih kepada Jokowi. Terima kasih atas dedikasi, kerja keras, dan semangat pantang menyerah untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Walaupun tidak semua keputusan Anda bisa menyenangkan semua pihak, tetapi jelas terlihat bahwa Anda telah memberikan yang terbaik untuk bangsa ini.
Sebagai seorang penulis yang mungkin pernah mengkritik kebijakan Anda, saya secara pribadi juga ingin meminta maaf jika ada tulisan yang tidak berkenan. Sejujurnya, saya adalah seorang pengagum yang juga ingin melihat Indonesia lebih baik. Kritik saya adalah bentuk cinta, karena saya tahu bahwa Indonesia layak mendapatkan pemimpin yang selalu berusaha keras, seperti Anda.
Selamat jalan, Pak Jokowi. Terima kasih atas semua yang telah Anda berikan untuk Indonesia. Semoga estafet kepemimpinan yang Anda tinggalkan bisa diteruskan dengan baik, demi masa depan yang lebih cerah untuk kita semua.***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H