Mengapa Orang Tidak Takut Melontarkan Ujaran Kebencian?
Ketidakhadiran hukuman langsung di dunia maya adalah salah satu alasan utama mengapa banyak orang tidak takut melontarkan ujaran kebencian. Sanksi sosial yang biasanya ada dalam kehidupan nyata tidak selalu berlaku di dunia maya.Â
Dalam dunia nyata, seseorang mungkin akan dihadapkan pada konfrontasi langsung ketika menyampaikan pendapat kontroversial, tetapi di media sosial, pengguna dapat dengan mudah menghindari tanggung jawab atau kritik dengan bersembunyi di balik layar.
Selain itu, "efek kerumunan" juga memperparah situasi. Banyak orang yang mungkin tidak akan melontarkan ujaran kebencian secara individual merasa didorong untuk ikut-ikutan ketika melihat orang lain melakukannya.Â
Media sosial, dengan jumlah penggunanya yang masif, menciptakan ilusi bahwa tindakan buruk akan tenggelam di tengah-tengah ribuan tindakan lainnya.Â
Rasa "kekebalan" ini memberikan ruang bagi orang untuk melakukan tindakan yang di dunia nyata mungkin dianggap tidak etis atau bahkan berbahaya.
Media Sosial: Pedang Bermata Dua
Media sosial sebenarnya memiliki potensi besar untuk menjadi sarana pemersatu. Di satu sisi, ia bisa menjadi alat yang kuat untuk mempertemukan orang-orang dari berbagai latar belakang, memungkinkan mereka untuk saling berbagi pengalaman, bertukar pikiran, dan menjalin hubungan.Â
Namun, di sisi lain, media sosial juga bisa menjadi alat pemecah belah yang memperuncing perbedaan, terutama ketika digunakan secara salah.
Algoritma media sosial memainkan peran penting dalam bagaimana informasi disajikan kepada pengguna. Algoritma ini dirancang untuk menampilkan konten yang menarik minat individu berdasarkan riwayat penelusuran mereka, suka, dan interaksi sebelumnya.Â
Akibatnya, pengguna sering kali hanya terpapar pada sudut pandang yang mereka setujui, tanpa kesempatan untuk mengeksplorasi perspektif yang berbeda.Â