Sumber photo: Kompas.com
Bukan kali pertama kebutuhan pokok di negara ini tiba - tiba hilang bak ditelan bumi, dan hal itu semakin sering terjadi.
Terakhir adalah kelangkaan minyak goreng, sampai - sampai orang harus antre untuk mendapatkan satu liter minyak goreng.
Banyak teori dan pendapat mengenai raibnya minyak goreng itu. Dari akibat kelangkaan bahan karena harga bahan bakunya mahal sampai adanya penimbunan dari pedagang nakal yang mau mendapatkan untung dari tragedi tersebut.
Jika dirunut, kelangkaan minyak goreng dimulai beberapa bulan yang lalu. Pada awalnya, minyak goreng itu naik harga. Kenaikan harga tersebut lalu direspon pemerintah dengan membatasi ekspor minyak goreng dan memberlakukan Harga Eceran Tertinggi atau HET.Â
Begitu kedua kebijakan itu diberlakukan, maka minyak goreng menjadi hilang dari pasaran.Â
Upaya pemerintah untuk menanggulangi kelangkaan itu tidak berhasil. Akhirnya pemerintah menyerah, mencabut kebijakan membatasi ekspor dan HET.Â
Begitu kebijakan ini tidak berlaku lagi langsung rak - rak minyak goreng yang kosong menjadi berjibun lagi, tapi dengan harga melambung dari 14 ribu perliter menjadi 24 ribu.Â
Aneh? Sama sekali tidak, karena jelas di sini para pemasok minyak goreng telah menahan dan menimbun minyak goreng tersebut. Begitu harga dilepas, merekapun membuka gudang penimbunan itu.Â
Apa pembelajaran dari peristiwa ini?
Pertama, negara ini sudah dikuasai oleh para pedagang besar. Mereka bisa menyandera pemerintah jika kebijakan yang dikeluarkan pemerintah merugikan para pedagang ini.
Kedua, penegakan hukum sangatlah lemah, tidak mampu mengawal kebijakan pemerintah yang sudah dikeluarkan.
Ketiga, dalam mengeluarkan kebijakan memang harus hati - hati dan matang. Cari dulu sumber masalah, dan jangan tergesa karena akan menimbulkan masalah yang lebih besar.
Ke empat, dalam membela kepentingan orang banyak, pemerintah memang harus tegas. Dalam hal ini, ketika harga naik maka minyak goreng menjadi berlimpah sebenarnya adalah kesempatan para penegak hukum bertindak. Tentu, jika mau, polisi gampang menelusuri merek - merek minyak goreng yang langsung memenuhi rak karena harga boleh dinaikkan itu sebagai patut diduga melakukan penimbunan.
Jika hal tersebut di atas tidak dilakukan maka kisah sedih para penggoreng minyak goreng ini akan terulang lagi dengan komoditas pokok lainnya. Dalam hal ini berarti, pemerintah akan lagi disandera  para mafia ini dan kalah.***MG
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI