Ya, nampaknya sikap transparan bagai pedang bermata dua. Satu sisi sangat penting untuk memperbaiki carut marut birokrasi, tapi bisa juga menyebabkan sang pencetus transparansi terancam.
Lalu apakah itu berarti transparansi tidak perlu diperjuangkan?. Tentu saja tidak. Hal itu harus dan tetap menjadi usaha yang harus terus didorong dan diperjuangkan.Â
Resiko yang ada pada mereka yang memperjuangkan transparansi justru dapat menjadi pemisah yang jelas antara sang Pahlawan atau pecundang.***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H