Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Krisis KPK, Surat Terbuka untuk Presiden Jokowi

16 September 2019   06:43 Diperbarui: 16 September 2019   08:23 4659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, kenyataan yang dilihat oleh banyak orang, justru keputusan untuk membuka pintu revisi UU KPK adalah bagai mengijinkan pihak yang selama ini ingin menghancurkan KPK mendapatkan momentumnya.

Memang KPK masih punya kelemahan, masih banyak PR yang harus mereka selesaikan. Tapi melihat kinerja mereka selama ini, prestasi mereka juga secara obyektif tidak bisa diabaikan. Dalam kondisi ini revisi UU KPK bukanlah menjadi prioritas.

Sebaliknya, para lawan KPK sejak awal memang berusaha untuk melemahkan dan menghancurkan KPK. Salah satu cara yang selalu mereka coba adalah mengubah atau merevisi UU KPK. Karena mereka tahu UU itulah yang manjadi senjata dan benteng utama KPK untuk memberantas korupsi di negeri ini. 

Usaha mereka memang selalu bisa digagalkan, namun mereka selalu mencari-cari cara agar niat jahat itu bisa terlaksana. Tapi, mengapa justru di masa kepresidenan Bapak hal tersebut justru dikabulkan?

Kembali pada pernyataan saya di atas, argumen dan kritik saya pastilah bukan apa-apa. Namun sekurangnya suara para ahli hukum dan para cerdik pandai yang telah memberikan masukan pastilah patut menjadi pertimbangan Bapak. Terutama mereka yang selama ini memang mencintai dan  mendukung Bapak.

Saya pikir, surat terbuka ini tidak perlu panjang lebar. Karena saya juga yakin sudah banyak masukan lebih bermutu yang Bapak terima menyangkut krisis KPK ini.

Akhir kata, semoga bapak tetap sehat dan tetap diberi karunia kebijakan sehingga bisa memutuskan yang terbaik bagi bangsa ini. 

Salam hormat,

Marius Gunawan

Kompasianer.***MG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun