Walau dia tidak menyebutkan identitas yang jelas dari kelompok "pengkhianat" itu namun ciri - ciri yang ditunjuknya cukup jelas:
"Poros III melempar dadu. Testing the water. Tetep ngajak Aksi di MK sambil caci-maki Pa Prabowo. Nyata, aksi kempes. Massa lebih patuh pada arahan Pa Prabowo. Sebagian massa yang datang adalah massa 02 dan karena ada Bu Titiek Suharto dan patuh sama Habib Rizieq."
Andre juga secara gamblang memberikan tambahan petunjuk dengan memberikan keterangan apa yang disuarakan oleh poros III tersebut:
"Jebakan perangkap narasi ditebar. Pa Prabowo jangan begini dan begitu. Ngajarin Partai Gerindra beroposisi. Mereka lupa Partai Gerindra adalah Partai Oposisi selama 10 tahun.".
Dari petunjuk terakhir ini jelas, bahwa poros III ini bukanlah bagian dari partai Gerindra dan nampaknya juga bukan anggota partai koalisi. Kelihatannya kelompok poros III ini adalah pendukung dan simpatisan Prabowo dari kelompok ormas dan organisasi sayap.
Menelaah sanggahan dan pernyataan Andre Rosiade ini justru penulis agak heran. Sebegitu lambatnya kah internal Partai Gerindra menyadari bahwa memang ada kelompok simpatisan dan pendukungnya yang sejak awal punya agenda tersendiri?
Sebegitu naifkah para politikus Gerindra ini sehingga tidak menyadari bahwa bahwa memang mereka sejak awal ditunggangi oleh kelompok tertentu untuk mencapai target politik yang berbeda dengan yang dimiliki oleh Prabowo dan Gerindra?
Apakah Prabowo selama ini tertutup matanya atas data kemenangan palsu yang menyebabkan dirinya sampai berulang kali tampil di depan umum memproklamirkan kemenangan? Juga apakah tertutup telinganya atas kelompok yang secara terang - terangan menentang perintahnya untuk mencegah kerusuhan dan mengabaikan wibawanya pada saat dia minta pengikutnya tidak perlu berunjukrasa ke MK?
Lalu setelah menyadari dan mengetahui hal ini, apakah tindakan yang akan diambil oleh Gerindra dan Prabowo Subianto?
Tentu tidak kita harapkan sikap Gerindra dan Prabowo membiarkan begitu saja kelompok yang mereka sadari akan menggangu ketenangan dan membahayakan kesatuan NKRI ini.Â
Mereka tidak hanya bersuara tapi harus bertanggung jawab dengan tindakan nyata untuk mencegah "poros III" menjalankan agenda mereka untuk mengacaukan negara ini. Suatu situasi yang penulis yakin bukanlah menjadi tujuan politik Prabowo dan Gerindra.