Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Emak-emak Protes Rekonsiliasi, Bumerang Tuduhan Terbukti

6 Juli 2019   08:05 Diperbarui: 6 Juli 2019   08:12 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber gambar: kompas.com

Nampaknya pengaruh pilpres masih berlanjut. Walau tidak seramai dulu, tapi tetap ada yang belum move on. 

Termasuk dalam kelompok itu adalah para emak - emak pendukung Prabowo. Kalau dulu mereka selalu meramaikan kampanye Prabowo dan demo demi membela idolanya, namun kini mereka unjuk rasa untuk menentangnya.

Mungkin itulah ironinya cinta, dari suka bisa saja menjadi benci. 

Tema demo mereka kali ini adalah menentang maksud Prabowo untuk melakukan rekonsiliasi. Mereka melihat dan mendengar bahwa keinginan untuk rekonsiliasi semakin kuat dari partai Gerindra, seperti yang diungkapkan oleh juru bicaranya Andre Rosade. (Kompas com).

Apa sih alasan mereka enggan merestui pertemuan Prabowo dan Jokowi untuk rekonsiliasi?

"Karena kami tahu apa arti rekonsiliasi. Artinya kita menerima bergabung, lalu menghilangkan sejarah lama, yang tak bisa hilang dari dada kami. Bagaimana kecurangan yang begitu masif, begitu terstruktur, kasat mata, mereka bisa lihat tapi mereka abaikan," ujar Nurdiati salah seorang emak peserta demo. 

Melihat alasan ini sebenarnya tidak mengejutkan, karena rangkaian kata itu telah diulang ratusan atau ribuan kali sebelumnya oleh para partai koalisi pendukung dan simpatisan Prabowo.

Ya, rangkaian kata itu bagai mantra yang menyebabkan ribuan orang bersedia berpanas-panasan ikut demo dan bahkan ada yang sampai berurusan dengan hukum dan dipenjara karena menyebarkan hoax, ujaran kebencian dan fitnah karena meyakini tuduhan itu.

Walau segala proses hukum yang tersedia sudah dilewati dan terbukti bahwa tuduhan itu tidak benar, namun keyakinan itu masih melekat erat di sebagian pengikut Prabowo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun