Bagi banyak orang bumi adalah ibu karena bumi memberikan kehidupan bagi manusia.Â
Namun untuk masyarakat Dayak bukan hanya bumi secara umum tapi secara khusus menganggap hutan adalah ibu. Karena memang bagi suku Dayak hutan dengan segala sumber daya alamnya merupakan sumber penghidupan mereka.
Dalam tulisan "Hutan Darah dan Jiwa Dayak" dikatakan bahwa: tanah, sungai dan hutan adalah 3 elemen terpenting yang memungkinkan sesorang hidup sebagai orang Dayak sejati.Â
Selama berabad-abad 3 elemen ini telah membentuk sebuah identitas yang unik yang kita kenal sekarang sebagai orang Dayak.Â
Orang Dayak dapat mempertahankan eksistensi dan cara hidup mereka yang khas dengan menerapkan 7 prinsip dalam menejemen sumber daya alam, yaitu :
- Kesinambungan
- Kolektivitas
- Keanekaragaman
- Subsistensi
- Organik
- Ritualitas
- Hukum AdatÂ
Ketujuh sistem pengelolaan ini kalau dilihat adalah hal mendasar untuk menjaga alam ini agar tetap bisa bersahabat dan sungguh bisa secara lestari memberikan arti bagi diri manusia.
Walau banyak hal dan aktifitas yang bisa dihubungkan dengan ketujuh prinsip ini namun kegiatan yang paling jelas dapat kita lihat dalam proses berladang.
Ya, berladang untuk orang Dayak adalah kegiatan yang sarat akan simbol filosofis dan kepercayaan yang mereka anut.
Prinsip kesinambungan dalam kegiatan berladang bisa dilihat dari rotasi areal yang dilakukan dalam berladang. Oleh karenanya sistem ini disebut sebagai sistem ladang berpindah.
Areal awal berladang pastilah dilakukan di hutan rimba atau hutan primer. Setelah areal itu selesai dipakai untuk berladang maka mereka akan mencari areal lainnya. Karena itulah disebutkan bahwa sistem kultifasi ini disebut sebagai sistem ladang berpindah.