Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tukang Gorengan Menjadi Teroris, Kok Bisa?

4 Juni 2019   21:24 Diperbarui: 5 Juni 2019   17:19 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Medcom.id

Selain penyebab psikologis, alasan seseorang untuk bersikap ekstrem juga bisa timbul karena sifat individu, budaya, latar belakang keluarga dan ideologi yang dianutnya. 

Kembali ke kasus RA. Menurut orang yang mengenal dirinya. Tidak ada hal yang terlalu istimewa terhadap pribadinya. Memang ada kecenderungan RA bersikap pendiam dan tertutup.

Kalau dilihat, RA adalah "orang biasa" atau boleh dikatakan "bukan siapa-siapa". Bisa saja situasi inilah yang mendorong dirinya untuk menunjukkan bahwa dia ada dan bisa melakukan hal yang "luar biasa". 

Dia tidak mau dikenal hanya sebagai seorang penjual gorengan. Memang realita nya dengan kejadian ini dirinya menjadi dikenal luas. 

Kemungkinan inferioritas kompleks ini lah yang ditambah dengan keyakinan yang dia anut mendorongnya untuk melakukan hal nekad menjadikan dirinya sebagai bom hidup.

Tentu semua ini adalah dugaan dan analisa saja. Namun berdasarkan alasan dan analisa ini kita bisa melihat bahwa RA - RA lain bisa muncul dari mana saja dan dari kalangan siapa saja. 

Apakah ada cara untuk mencegahnya?

Prasangka berawal dari rumah. Untuk itu, perlu adanya edukasi dari orangtua, guru, dan masyarakat untuk mengajarkan arti keberagaman dan toleransi antarmanusia.

Kenyataannya tak ada gen tertentu yang membuat manusia cenderung untuk membenci atau fanatik terhadap sesuatu. Itu adalah sikap dan perilaku yang dipelajari. Itu sebabnya, kita perlu banyak belajar arti mencintai sesama dan bertoleransi antarumat manusia.

Hanya dengan cara inilah kita bisa mencegah adanya tindakan fanatik dan radikal di masa depan, sehingga tidak muncul lagi RA lain yang berubah dari penjual gorengan menjadi pembuat bom lainnya. ***MG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun