Sumber gambar: suara.com
Nampaknya perjuangan "fight till the end" benar - benar di jalankan Prabowo secara konsisten.Â
Setelah mengorganisir pertemuan Ijtima Ulama yang merekomendasikan diskualifikasi Jokowi nampaknya tidak berhasil, maka Prabowo mengundang media asing untuk memaparkan kecurangan Pemilu.
Entah apa yang ada di benak Prabowo dengan kegiatannya mengundang media asing itu.Â
Karena sebenarnya tidak perlu diundang secara khusus pun, banyak media asing yang sudah meliput Pemilu yang terjadi di Indonesia, karena Indonesia punya posisi strategis di kancah Internasional.
Coba google saja "Indonesian Election" maka akan ditemui banyak cerita mengenai Pemilu di Indonesia.
Hal yang juga mengherankan adalah tema khusus yang Prabowo paparkan mengenai "kecurangan". Penulis tidak tahu media mana yang diundang Prabowo.Â
Namun seandainya penulis adalah  wartawan yang diundang, maka justru yang menjadi pertanyaan menarik adalah "dari mana sumber angka 62%" yang menjadi acuan Prabowo untuk mengklaim kemenangan dan memproklamirkan diri sebagai Presiden sampai tiga kali.
Menurut penulis dengan mengundang media asing, dan memilih tema "kecurangan" justru Prabowo seolah sedang "menepuk air di dulang".Â
Karena sejak masa kampanye sudah banyak media yang meliput hoax, fitnah dan kampanye hitam yang dilakukan oleh kubu Prabowo. Beberapa diantaranya bahkan sudah dan sedang diproses secara hukum.
Dalam hal ini, tepukan paling keras telah dilakukan oleh Prabowo pada saat dia pertama kali memproklamirkan diri setelah hampir semua hasil prediksi Quick Count menyatakan dia kalah. Dan proklamasi kemenangan itu sampai dilakukannya tiga kali.Â
Maka tidak heran ada satu media asing dari Australia sampai memberikan judul laporan nya dengan cukup vulgar, "Loser Prabowo..." Atau "Pecundang Prabowo...".
Kembali pada undangan media asing. Menurut penulis, jika tujuannya supaya suara tuduhan kecurangannya didengar luas  justru berdampak sebaliknya.Â
Pastilah media yang kredibel tidak akan menelan mentah - mentah informasi dari pihak Prabowo. Mereka juga pasti akan melakukan both side investigation, atau investigasi kedua belah pihak.Â
Jika mereka lakukan itu, maka sumber utama mereka pastilah hasil real count KPU dan Bawaslu. Dan jika itu mereka kerjakan maka akan ketahuan siapa yang punya data palsu.
Situasi yang saat ini sedang terjadi di kubu Prabowo adalah ibarat seekor burung yang terperangkap pukat, semakin bergerak maka jerat semakin kuat mengikat.Â
Atau ibarat menepuk air di dulang, semakin kuat menepuk, maka semakin banyak air yang muncrat ke muka sendiri.***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H