Dalam arti tertentu, karena perhitungan suara sedang berlangsung di KPU, dan hasilnya sementara ini mengunggulkan Jokowi, maka tentu hampir tidak bisa mengubah hasil tersebut. Tapi situasi ini justru menjadi menarik, karena sampai saat ini Prabowo masih mengklaim dirinyalah pemenang Pilpres tersebut.
Apakah dia akan memproklamirkan lagi kemenangannya pada momentum itu? Kalau sekedar memproklamirkan kemenangan, mungkin tidak perlu dikhawatirkan, tapi ada hal lain yang cukup dicemaskan. Apa itu?
Hal yang mencemaskan adalah demo para buruh kali ini menjadi bayang - bayang ancaman People Power yang telah dicanangkan oleh Amin Rais.Â
Walau banyak yang mengatakan bahwa ajakan People Power ini bagai bunga yang layu sebelum berkembang, tapi nampaknya dengan adanya May Day ini bisa saja menjadi momentum yang digunakan.Â
Salah satu hal yang menyebabkan gerakan People Power ini sulit dilaksanakan, karena selama masa perhitungan suara ini polisi secara tegas melarang demo atau kumpulan masa yang melibatkan banyak orang.Â
Alumni 212 yang sebelumnya ingin mengadakan acara kemenangan Prabowo juga akhirnya dibatasi hanya boleh melakukan kegiatan di rumah Prabowo di Kertanegara dengan ruang yang terbatas.
Peringatan Mayday yang biasanya diikuti oleh ribuan buruh ini bisa saja ditunggangi untuk keperluan politik itu. Apalagi jika benar dihadiri oleh Capres 02 Prabowo.
Kemungkinan karena adanya kekhawatiran itu lah polisi juga sudah berjaga - jaga dengan ribuan aparat yang terlibat.
Di lain pihak, bisa saja karena resiko ini, Sandi sudah menyatakan tidak akan hadir di acara tersebut. Alasannya juga sudah dia kemukakan, "Saya harus sangat berhati-hati bahwa kegiatan tersebut tidak dipolitisasi".
Ya, nampaknya Sandi memang sudah bersikap menarik diri dari kubu Prabowo yang masih yakin akan kemenangan Capres 02 ini. Dia nampaknya tidak terlalu sreg dengan gerakan untuk mendeligitimasi KPU dan hasilnya.Â
Dengan sikapnya ini nampaknya Sandi sudah move on dari Pilpres 2019 dan mulai menatap Pilpres 2024.