Gubernur DKI ini cenderung melihat persoalan sebagai hal yang kasuistik, jangka pendek, melankolis dan agak dangkal atau sekedar lipstik.Â
Melankolis di sini dalam arti bahwa Anies nampaknya terjebak nostalgia "small is beautiful", ada sifat sangat sensitif dengan kritik dan senantiasa secara spontan membela diri.
Dari semua ini ada sikap politik yang secara lugas dirinya tampakkan yakni, "asal beda" dari pendahulunya Ahok.
Beberapa hal yang dapat dijadikan contoh atas sikap dan pandangannya ini.Â
Sampai saat ini kita tidak mendengar adanya program besar yang datang dari Anies.Â
Gubernur ini justru mancabut ijin dan membatalkan beberapa kegiatan besar dan ambisius yang sudah dimulai seperti reklamasi pulau di teluk Jakarta yang terkoneksi dengan pembangunan great wall untuk menampung air dan menghalangi banjir rob, membebaskan bantaran kali dari tempat pemukiman, melakukan  sodetan dan naturalisasi sungai.
sumber gambar: beritatagar.id
Pasukan orange yang sebelumnya menjadi pasukan kebanggaan DKI dalam membersihkan kali tidak dilanjutkan.
Taman - taman dan ruang terbuka hijau juga kelihatan nya tidak lagi menjadi program utama pemerintah DKI. Bahkan taman yang sudah ada tidak dipelihara dan dibiarkan terbengkalai.
Sebaliknya kita bisa mencatat beberapa program dan kegiatan Anies, yang beberapa diantara menjadi kontroversial.