Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ibu Pertiwi Diperkosa Vs Ibu Pertiwi Berprestasi

8 April 2019   08:13 Diperbarui: 8 April 2019   08:29 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: tempo.co.id

Hal yang tidak bisa dibantah adalah, kekayaan laut kita yang selama ini dijarah habis - habisan oleh negara lain dengan praktek ilegal fishing, sekarang ini jauh berkurang. Hal itu adalah berkat ketegasan dan konsistensi Bu Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti.

Kasus besar penjarahan hutan dengan kegiatan ilegal logging tidak pernah lagi terdengar.

Kita juga sudah menguasai tambang besar dengan Akuisisi Freeport dan blok minyak Rokan.

Petral yang selama ini menjadi Sumber korupsi di sektor Migas juga sudah dibubarkan.

Untuk tuduhan hak rakyat diinjek, juga rasanya berlebihan.

Justru saat ini pemerintah sedang memberikan hak kepada rakyat dengan pembagian sertifikat tanah dan memberikan akses lebih besar pada sumber daya hutan dan lahan dengan menggalakkan program Perhutanan Sosial. 

Memang masih ada PR yang harus dilakukan, tapi perkembangan yang dicapai sangatlah signifikan.

Sehubungan dengan kriminalisasi yang juga Prabowo ungkapkan, sebenarnya secara obyektif juga bisa dibantah.

Kasus yang menyangkut Rizieq Shihab, Ahmad Dhani, Ratna Sarumpaet, emak - emak penyebar Hoax Azan dan LGBT, penyebar hoax 7 kontainer, semuanya memang sedang diproses secara hukum. 

Namun dalam hal ini tuduhan pidana terhadap mereka jelas dan tentu proses hukum tidak bisa diintervensi oleh Presiden sekalipun. Bahkan jika intervensi itu dilakukan oleh Jokowi maka ia akan salah.

Kembali pada istilah "Ibu Pertiwi Diperkosa" dan "Ibu Pertiwi Berprestasi",. Dua ungkapan ini memang sarat akan pesan politik disaat kita sedang memilih pemimpin negara ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun