Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Prabowo Capres "Etok-etok" Indonesia

7 April 2019   08:41 Diperbarui: 7 April 2019   09:13 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: detik.com

Politik memang bisa melahirkan istilah baru dan mempopulerkan hal - hal biasa. Kalau Jokowi terkenal dengan istilah "blusukan" dan baru saja memperkenalkan kata baru "Dilan", maka Prabowo pun tidak mau kalah.

Pada Pilpres lalu Prabowo getol dengan kata "bocor" maka di periode ini dia menambah dua kosa kata lagi "curang" dan "etok-etok".

Untuk kali ini penulis mau membahas tentang kata "etok - etok".

Kalau tidak salah kata ini disampaikan pertama kali oleh Prabowo waktu debat Pilpres yang lalu. Konteksnya adalah ketika ia mengkritisi Jokowi tentang saham Freeport.

Dia mengatakan, walaupun Jokowi sudah berhasil mengakuisisi 51 % saham Freeport namun Indonesia hanya mendapatkan sedikit sekali keuntungan dari saham itu. Jadi akuisisi itu hanya "etok-etok" saja. Karena di lantai bursa  tercantum Freeport masih menguasai 81% saham.

Baru - baru ini, kembali Prabowo Subianto memakai istilah yang sama di hadapan para pendukungnya dalam pembicaraan mengenai Mobil Nasional.

Prabowo berjanji akan membuat Mobil Nasional yang 100 % buatan Indonesia, tidak ada unsur luar, dan bukan seperti yang sekarang hanya ganti nama dan "etok-etok".

Mungkin kita sudah tangkap arti kata "etok - etok" ini dari konteks di atas. Namun apa arti sebenarnya dari kata "etok - etok" tersebut?

Ketika penulis mencari arti kata tersebut lewat Mbah Google, tidak ada yang spesifik menjelaskannya. Kata ini nampaknya belum masuk dalam kamus KBI versi online.

Namun ada satu syair bahasa Jawa yang menggunakan istilah ini. Untuk supaya tidak terlepas dari konteks nya, penulis cantumkan lengkap di bawah ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun