Playing Victim Strategi Pamungkas?

Saat pencoblosan tinggal menghitung hari. Jika masih ada strategi yang tersimpan inilah saatnya untuk digunakan. 

Ibarat pertandingan lari, saat ini adalah lintasan putaran terakhir di mana segala upaya dan keahlian harus ditumpahkan.

Memang masa kampanye pemilu kali ini adalah yang terpanjang dalam sejarah demokrasi kita. 

Pemilu pertama juga yang menggabungkan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden.

Juga Pilpres yang pertama, dimana dua Capres yang sama berhadapan untuk kedua kalinya. 

Di satu sisi, kedua kubu sudah saling mengenal trik dan strategi masing-masing karena pernah bertemu  di kontestasi sebelumnya. Namun di sisi lain pasti ada cara baru untuk meraih suara. 

Tentu strategi itu sudah diperhitungkan dengan matang. Apa, bagaimana dan kapan akan digunakan?

Nampaknya cara - cara tradisional sudah dikeluarkan semua. Baik dengan cara yang positif maupun yang negatif.

Sehubungan dengan hal di atas, beberapa hari ini ada fenomena menarik, karena kubu Prabowo memviralkan kejadian di mana mereka merasa sedang dipersulit dan dikorbankan.

Tim Prabowo protes karena pesawat pribadi capres 02 ini dihadang oleh pesawat tempur AU ketika hendak take off. 

Juga pembatalan kampanye terbuka di Medan karena helikopter Prabowo tidak mendapat ijin mendarat.

Untuk penghadangan, Angkatan Udara sudah melakukan  klarifikasi bahwa hal itu tidak benar. Dan memang terbukti jadwal terbang pesawat tempur AU tidak sama dengan saat pesawat pribadi Prabowo mau take off.

Sedangkan ijin mendarat helikopter di Medan juga sudah diberikan alasan, ijin tidak dipersulit, tapi memang lokasi yang diminta panitia tidak bisa dipakai, dan sudah ditawarkan lokasi alternatif. 

Kalau dilihat sekilas, kedua kejadian ini seolah kebetulan. Namun jika dikaji lebih mendalam jelas ada strategi yang sedang dimainkan, yakni trik Playing Victim atau merasa teraniaya untuk menarik simpati masyarakat.

Strategi ini membuktikan kedigdayaannya saat Pilpres yang diikuti oleh Megawati dan SBY beberapa waktu silam.

Saat itu Megawati yang menjabat sebagai Presiden karena Gus Dur dilengserkan dianggap telah melecehkan SBY yang menjadi  salah satu menteri nya.  

Karena kejadian itu, masyarakat justru menaruh simpati pada SBY, dan ia berhasil mengalahkan Megawati dalam Pilpres.

Rupanya kubu Prabowo mau menggunakan taktik yang sama. Jika sang Petahana dianggap berlaku tidak adil, maka keuntungan suara bisa mereka raih. 

Ini nampaknya menjadi strategi pamungkas di saat waktu Pencoblosan semakin mendekat 

Namun apakah cara ini akan berhasil? Kalau dilihat dari dua kejadian di atas, nampaknya strategi tersebut akan sulit membalik keadaan. Bahkan ada potensi menjadi bumerang.

Namun biar bagaimanapun, yang namanya Strategi bisa saja dicoba. Kita lihat saja apakah masyarakat masih bisa terpancing akan cara - cara seperti ini. ***MG