Sumber Gambar: Sindonews.com
Nampaknya usaha untuk mengajak masyarakat agar tidak mempercayai para institusi penyelenggara pemilu berlanjut.Â
Setelah coba mendelegitimasi penyelenggaraan Pilpres ini dengan menyebarkan hoax dan fitnah soal 7 kontainer kertas Pilpres yang sudah tercoblos, mempertanyakan KTP WNA dan menuduh Polisi memihak O1 sekarang kelompok ini coba memviralkan tagar  InaElectionObserverSOS.Â
Tujuan tagar ini adalah untuk mengundang Observer atau pengawas asing dengan alasan bahwa kecurangan dalam Pemilu ini sudah sangat parah dan masif.
Entah apa yang menjadi indikator dan kriteria dari kelompok ini untuk menyimpulkan bahwa situasi Pemilu ini memang sudah gawat curang.
Kalau dilihat dari argumentasi yang coba dibangun selama ini ada beberapa hal memang mereka selalu ungkapkan.
Mereka selalu menuduh pemerintah lewat penegak hukum, yang mengkriminalisasi para pendukung mereka. Kasus - kasus seperti Rizieq Shihab, Ahmad Dani, Ratna Sarumpaet, Habib Bahar dan yang terakhir petani bawang.Â
Padahal semua mengetahui bahwa kasus - kasus tersebut memang menyangkut tindak pidana yang telah mereka lakukan.
Tuduhan bahwa media telah berat sebelah dalam meliput kegiatan mereka. Pada saat diliput justru para wartawan dianiaya dan dibully.
Kecurigaan para pejabat dan bahkan Jokowi telah melanggar aturan kampanye, terutama melanggar waktu cuti pada saat kampanye. Masalah ini sudah diklarifikasi KPU dan Bawaslu, bahkan pengadilan sendiri sudah memutuskan untuk Presiden tidak perlu ambil cuti tetap ketika Kampanye.
Para lembaga survei independen pun tak luput dari tuduhan mereka. Hasil yang menunjukkan dari berbagai lembaga survei independen yang merilis secara konsisten bahwa lawan mereka menang, dituduh bahwa lembaga survei ini telah dibeli dan memihak. Bahkan ada ancaman untuk membawa mereka ke ranah hukum.
Baca juga: Katanya, Hanya Kecurangan yang Bisa Kalahkan Prabowo
Padahal lembaga survei independen tidak akan mungkin bergerak jika suasana tidak demokratis. Juga sejatinya lembaga survei tujuannya adalah untuk mencegah kecurangan. Karena dengan hasil prediksi yang benar, maka jika ada kecurangan pasti akan diketahui.Â
Artinya jika hasil perhitungan sebenarnya bertolak belakang dari hasil survei, maka pasti ada hal luar biasa yang telah mempengaruhi pelaksanaan Pemilu tersebut. Salah satunya adalah jika ada kecurangan dan intimidasi.
Baca juga: Inilah Lembaga Survei Abal - Abal Penyebar Hoax
Memang, pada saat jarak waktu sudah dekat. Hasil survei internal, yang walaupun sudah diekspos pasti menang, namun kenyataannya tidak demikian.Â
Mereka sebenarnya sudah tahu kekalahan telah di depan mata. Maka cara satu -satu nya untuk mendapatkan celah supaya hasil pemilu bisa digugat adalah tuduhan kecurangan.
Apakah tagar dengan mengundang pengawas independen ini akan efektif?Â
Sebenarnya diundang atau tidak, jika memang ada indikasi kecurangan pasti Observer asing akan masuk. Posisi Indonesia sangat strategis sehingga mereka punya kepentingan agar demokrasi di Indonesia tidak terancam.Â
Hal lain, apakah kelompok ini sadar bahwa dalam kondisi sekarang, seandainya pun para Observer asing ini datang, pastilah tidak akan dijumpai kecurangan masif seperti yang mereka tuduhkan.Â
Tapi itulah usaha. Tujuan mereka dengan tagar ini hanya untuk melakukan kampanye hitam bahwa pemerintah sekarang ini telah melakukan Kecurangan dan bersikap tidak demokratis.Â
Tujuannya bukan sungguh - sungguh mau mengundang Observer asing. Hal utama yang mereka inginkan agar nama pemerintah sekarang jelek di mata masyarakat.***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H