Namun, bakat alami nampaknya dipunyai Jokowi. Partai dan parlemen yang awalnya menentang dan berusaha menjegalnya satu persatu dia taklukkan dan menjadi pendukung nya.Â
Suara dan fraksi yang ada DPR pun akhirnya bisa dia kuasai. Dalam pilpres sekarang, koalisi pendukung nya, yang dalam Pilpres sebelumnya adalah koalisi kurus, kini menjadi koalisi gemuk.
Langkah dan strategi yang yang digunakan Jokowi seringkali membingungkan lawan politiknya, karena kadangkala di luar pakem politik yang ada. Bak pemain catur yang handal, bidak - bidak catur politik dia mainkan dengan piawai.
Partai utama pendukungnya yang pada awal memaksa dirinya untuk menjadi "petugas partai" pada akhirnya harus mengakui, partai lah  yang membutuhkan Jokowi dan bukan sebaliknya.
Penulis pun pada awal pemerintahannya seringkali mempertanyakan langkah dan kebijakan yang dia ambil. Jejaknya ada di Kompasiana ini.
Namun lama kelamaan semakin jelas, Jokowi adalah sungguh pekerja keras. Pengalaman masa lalunya sebagai pengusaha nampaknya membuat nya tahu apa yang perlu diperbaiki dalam sistem pembangunan di negara ini.Â
Keterpihakannya pun jelas, dia melakukan suatu pendekatan yang sungguh berbeda dari para presiden sebelumnya.Â
Jokowi memprioritaskan pembangunan di luar Jawa dan di wilayah perbatasan. Walaupun ini bukan tanpa resiko, karena kalau dia mau didukung secara politik, Jawa adalah lumbung suara pemilih terbanyak. Dan itupun disadari penuh oleh Jokowi. Tapi dia secara berani mengambil resiko tersebut.
Janji Nawacitanya pun berusaha dia penuhi, terutama dengan pembangunan infrastruktur yang memang diperlukan sebagai prakondisi untuk mencapai kemakmuran negara ini. Dengan gencar Jokowi membangun jalan, bendungan, pelabuhan dan bandara.Â
Keterpihakannya pada wong cilik pun dia tunjukkan dengan meluncurkan program kesehatan lewat BPJS, dan kartu saktinya: kartu sehat, kartu pintar, modal usaha untuk para ibu Mekar untuk UMKM.Â
Dana yang sangat besar dia kucurkan ke desa, untuk membangun dan mensejahterakan mereka yang selama ini hanya menikmati remah - remah pembangunan.