Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tinggi Gunung Seribu Janji Prabowo

15 Maret 2019   21:39 Diperbarui: 16 Maret 2019   14:43 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis kira masih banyak kita yang tahu lagu nostalgia, "Tinggi Gunung Seribu Janji", yang dipopulerkan oleh penyanyi Bob Tutupoli dan Broery Pesolima.

Bagi yang mungkin agak lupa inilah Syairnya:

Memang lidah tak bertulang
Tak terbatas kata-kata
Tinggi gunung s'ribu janji
Lain di bibir lain di hati

Syair lagu ini pas untuk janji - janji yang saat ini diucapkan Prabowo.

Dalam hal ini bukannya penulis mau mendiskreditkan capres 02 ini, tapi hanya mau menguji sampai di mana landasan yang rasional dari janji - janji tersebut.

Janji yang selalu dia dengung - dengungkan adalah menutup kebocoran keuangan negara yang menurutnya sampai ribuan triliun. Namun saat ditanya caranya, sampai saat ini kita tidak tahu apa yang akan dia lakukan untuk menutup kebocoran itu.

Ironisnya justru namanya ada dalam deretan pengusaha yang diduga menyembunyikan uangnya di luar negeri demi menghindari pajak, di mana namanya ada di Panama Papers dan Paradise Papers.

Hal lain yang juga ia sering katakan adalah, sampai saat ini kita tidak bisa menikmati kekayaan alam kita yang berlimpah. Dan dia kembali berjanji, jika menjadi Presiden akan menggunakan seluruh kekayaan alam itu untuk rakyat Indonesia. 

Dalam hal ini juga tidak ada satu program pun yang dia kemukakan terkait hal tersebut. Tentu tidak mudah untuk begitu saja merebut kontrak - kontrak yang sudah ada menyangkut pengelolaan SDA itu. 

Dan seandainya pun itu dilakukan, pengalaman Venezuela yang coba mengelola sendiri semua kekayaan minyak nya, merebut tanah - tanah luas dari para pemiliknya, justru terpuruk menjadi negara di ambang kegagalan saat ini. 

Nampaknya antara merebut dan mengelola dengan benar adalah dua hal yang sangat berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun