Beberapa waktu yang lalu penulis pernah getol mendorong dengan beberapa teman untuk memutuskan rantai jual beli politik ini. Caranya dengan mencari dana secara sukarela, lalu dana itu diberikan kepada para caleg yang memang sungguh punya jejak bagus dan berprestasi. Namun, rencana itu kandas. Sulit mencari dana dari mereka yang tanpa pamrih.
Biaya Pileg memang tidak dapat dihindarkan. Namun jika berlebihan seperti sekarang ini, dia bisa menjadi anomali. Biaya perjuangan berubah menjadi modal yang seolah menjadi uang pangkal untuk mendapat kesempatan menjarah dana pembangunan lewat perilaku korupsi.Â
Memang idealnya para wakil rakyat adalah mereka yang sudah selesai dengan dirinya sendiri, sehingga sebagai wakil rakyat mereka sungguh berjuang untuk rakyat. Bukannya mereka selalu mencoba celah untuk mengganti uang yang telah dikeluarkan. Namun apakah ini memungkinkan?.***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H