Sampai dua minggu setelah Tsunami wilayah tidak ditoleh pihak manapun karena medannya yang sulit dan dianggap menakutkan sebagai wilayah GAM. Untuk semua kerja kerasnya itu, Masyarakat Aceh memberikan pada Ratna penghargaan "Tsunami Award".
Transformasi Perjuangan yang Keliru?
Menyimak begitu panjang dan beraneka nya perjalanan aktivis Ratna, kita jadi bertanya, mengapa dia bisa tersandung kasus yang saat ini sedang ia  hadapi. Apakah Ratna memang diperalat dan terperangkap dalam skenario yang membuat nya tidak bisa berkutik?
Memang ia sudah mengakui kesalahannya nya. Namun pengakuan itu sudah terlambat. Lontaran fitnah dalam bentuk hoax sudah terlanjur dia tembakan. Ibarat anak panah yang sudah terlepas dari busurnya, tidak bisa ditarik kembali.
Seharusnya ketajaman dan kekritisan seorang aktivis yang sudah cukup lama berkiprah bisa mencegahnya untuk melakukan hal yang tergolong konyol itu.Â
Ironisnya, begitu terungkap kebohongan nya itu, tak seorang pun yang mau membelanya, termasuk mereka yang coba menggunakan kebohongan itu untuk kepentingan politik mereka. Ratna sendirian.
Mendekam di penjara memang bukan pengalaman pertama bagi Ratna. Namun pengalaman kali ini pasti terasa sangat menyakitkan. Ketika jaman Orde Baru dia mendekam di Pondok Bambu, Ratna menderita sebagai pahlawan. Namun kini, dia terkurung di tempat yang sama dengan predikat yang berbeda.Â
Tidak ada yang gagah perkasa ingin mengeluarkannya seperti pada masa Soeharto dulu. Kini, para mantan sekutunya pun tak sudi menjenguknya.
Memang Ratna masih coba tegar untuk mencoba meyakinkan dirinya bahwa perlawanan dan pahlawan memang harus siap menderita. Namun, dalam situasi sekarang ini mungkin lebih tepat ia merenung, apakah transformasi Perjuangan nya sekarang ini tidak keliru? Apakah dia tidak telah salah memilih kawan seiring sejalan?.
Jika Ratna sudah menjawab pertanyaan ini dengan tepat, moga dalam sidangnya  ini dia berani mengungkapkan patgulipat yang telah menjebaknya.Â
Hanya dengan demikianlah Ratna bisa meneruskan garis terputus sejarah garis perjuangan aktivisnya yang sebenarnya sudah cukup membanggakan***MG