Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kasus Tersangka Eks-Menteri (Mungkin) Teror Mafia Bagi Jokowi

14 Juni 2015   15:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:03 3470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Sumber Photo: http://kartun.inilah.com/

 

Akhir-akhir ini ada beberapa peristiwa hukum yang membuat orang kembali mempertanyakan sejauh mana penerapan hukum yang adil di Negara ini.

Hal yang menarik, berturut-turut para menteri atau pejabat yang pada pemerintahan sebelumnya dianggap cukup berprestasi dan bersikap melawan kebobrokan birokrasi dan korupsi justru berturut-turut diincar menjadi tersangka dalam kasus korupsi.

Kasus pertama menimpa Deny Indrayana, ex-deputy Menkumham yang pada saat aktif sering melakukan tindakan kontroversial dan berani untuk membersihkan mafia penjara dengan kerap melakukan sidak mendadak yang membuat para mafia penjara yang sering melindungi para narapidana korupsi dan narkoba kelabakan.

Kasus berikut menimpa Dahlan Iskan, “menteri koboi” yang kerap bertindak secara berani dan bersuara lantang memotong birokrasi yang melilit kementrian yang dipegangnya. Terobosan-terobosan  yang beliau lakukan  dalam mengelola kementerian BUMN harus diakui cukup membuat para mafia yang selama ini menguasai dan menjadikan perusahaan-perusahaan BUMN bagai sapi perahan politik menjadi keder.

Namun justru kedua pejabat itulah yang sekarang sedang menghadapi tuduhan sebagai tersangka korupsi. Bahkan untuk Dahlan Iskan, beliau harus menghadapi tuduhan berlapis dalam kasus di PLN, Mobil listrik dan proyek sawah fiktif.

Kedua tokoh ini nampaknya sedang menghadapi perangkap peraturan dan perundangan yang memang sering menjadi “jebakan” untuk mereka yang mau melakukan terobosan birokrasi. Oleh karenanya para pejabat yang “ikut arus” dan tidak berbuat terobosan apa-apa justru pada umumnya selamat.

Hal ini menjadi lebih menarik  karena yang memproses kedua tokoh itu adalah Kejaksaan dan Polisi yang dikenal selama ini tidak pernah punya taring untuk menangani kasus-kasus besar korupsi. Kedua institusi ini seolah dalam waktu singkat menjadi garang dan tumbuh kuku dan taringnya…. Dan KPK yang selalu leading dalam kasus korupsi seolah ketinggalan kereta dalam kasus-kasus ini….

Ya memang, Jokowi mewacanakan supaya tidak hanya KPK tapi juga aparat penegak hukum lain seperti Kejaksaan dan Kepolisian juga harus dikuatkan dalam permberantasan korupsi.

Untuk orang yang optimis, mungkin bisa berkata, “Ya…inilah bukti bahwa Kejaksaan dan Kepolisian sudah mulai bergerak”. Namun, untuk mereka yang paham bagaimana kerja para mafia korupsi justru harus curiga, ada apa di balik tindakan heroik ini.

Apakah ini tidak justru menjadi tanda bahwa para mafia itu justru sedang unjuk gigi dan mengancam pemerintahan dan para menteri Jokowi  yang saat ini juga sedang gencar membersihkan kebobrokan birokrasi dan korupsi yang ada di Pertamina, Kelautan dan Perikanan, Pertambangan, Perhubungan, Pendidikan dan Agama?

Apalagi Jokowi juga sudah mengakui bahwa usahanya itu sudah mendapat perlawanan dari para begal yang merasa terganggu dengan tindakan pembersihan. Mereka sudah mulai menekan karena uang haram yang selama ini mereka nikmati sudah mulai dipangkas.

Ya, dalam prespektif ini sebenarnya dapat dilihat bahwa lewat kasus-kasus eks-menteri yang cukup berprestasi dijadikan tersangka korupsi, para mafia ini mungkin mulai menitip pesan, “Jangan macam-macam dengan kami, kalian juga akan kami cari kesalahan dan kriminalkan jika macam-macam dan mengganggu bisnis kami….”.

Kecurigaan ini cukup beralasan karena sangat kasat mata kasus kriminalisasi merajalela akhir-akhir ini di mana institusi penegak hukum dan pengadilan justru dijadikan alat untuk menkriminalkan para “tokoh bersih” dan melepaskan para “koruptor”.

Tindakan para mafia kali ini cukup cerdik karena mereka “menyamarkan” tindakan mereka dengan tekad Jokowi untuk memberantas mafia. Mereka juga tahu bahwa akan sangat sulit bagi Jokowi untuk mengintervensi kalau sudah dalam “ranah hukum”. Karena tindakan itu justru akan mendiskreditkan Jokowi sendiri. Mempopulerkan pernyataan “biarlah hukum yang menguji benar tidaknya apa yang terjadi” adalah salah satu strategi yang sering dititipkan pada mulut tokoh-tokoh tertentu yang seolah bersikap lugu terhadap keberadaan mafia ini.  

Sekarang tinggal bagaimana Jokowi dan para menterinya, apakah mereka berani menghadapi ancaman terselubung ini?. Jika mereka mulai mengendur dan mundur berarti mereka menyerah terhadap ancaman ini. Jika mereka tetap maju walau dengan resiko akan dikriminalkan maka jiwa kepahlawanan mereka tahan uji.

Ya, untuk berperang melawan segala kebobrokan dan kejahatan para pahlawan  yang dengan iklas berkorbanlah yang akan menang….. Jika tidak, para mafia ini akan terus berkuasa…..***MG

 

Sumber bacaan:

http://finance.detik.com/read/2015/06/09/065548/2936843/4/blak-blakan-jokowi-soal-banyaknya-tekanan-pemberantasan-mafia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun