Saat itu sudah jam 11 malam, walau masih dalam raut senyum garis kelelahan nampak di raut wajah Bapak Presiden ini. Wawancara ini memang sudah lama direncanakan tapi selalu batal karena padatnya jadwal bapak Jokowi. Tanpa membuang waktu, wawancarapun dimulai.
Tanya: Apa kabar pak? Terimakasih telah menerima kami untuk diwawancara....
JKW: (terkekeh) Yah....seperti yang anda lihat.....sehat walafiat...inilah khasiat dari jamu...he..he..
Tanya: Bapakkan baru datang dari kunjungan ke beberapa negara tetangga. Apa oleh-olehnya pak?
JKW: Ya, banyak..... misalnya saja, adanya pembicaraan lebih konkrit dalam masalah perbatasan dengan Malaysia dan Philipina. Masalah ini sudah lama nggak maju-maju....sekarang sudah ada kesepakatan untuk membentuk forum teknis agar satu-persatu masalah itu diselesaikan.... Juga adanya kesepakatan kerjasama untuk para TKI di Malaysia. Kita sepakat untuk lebih fokus menyelesaikan masalah TKI termasuk kerjasama untuk membangun pusat pendidikan untuk para TKI di sana. Dengan Brunei, kita juga ada kerjasama di bidang budaya dan pendidikan.... saya lihat cara mereka manata kampung nelayannya sangat bagus...mungkin kita akan contoh untuk kampung-kampung nelayan kita....
Tanya: Kalau mengenai penandatanganan MoU dengan Proton pak?
JKW: (kembali terkekeh) Yah....juga ada acara penandatanganan MoU dengan Proton..... memang ini jadi sangat hangat.....termasuk masalah jas saya yang lupa terkancing he..he.. (kembali terkekeh)
Tanya: Tapi memang benar pak akan ada kerjasama Proton dengan Indonesia untuk program mobil nasional?
JKW: (rautnya jadi serius) Sebenarnya penandatanganan MoU itu hanya salah satu acara.... saya diundang oleh Perdana Menteri Malaysia untuk ikut menyaksikan penandatanganan antara Proton dengan perusahaan swasta dari Indonesia..... Itu adalah MoU business to business..... kita perlu menarik investor sebanyak-banyaknya ke Indonesia, walau sudah ada industri mobil Jepang, Korea dan Eropa....
Tanya: Jadi tidak benar itu adalah bagian dari kerjasama untuk program mobil nasional?
JKW: Ya... masih sangat jauhlah...Kalau berbicara mengenai program Mobil Nasional saya harus bicara mobil ESEMKA. Harus penya karakter kuat keindonesiaan begitu lho....
Tanya: Hal ini jadi hangat karena aktor di belakangnya itu lho pak..... ada yang bilang adalah salah satu bentuk balas budi....
JKW: Yah.....kalau mau di bawa ke ranah politik sih pasti sensitif...apalagi menyangkut Presiden....tapi nggak apa. Masyarakat juga bebas berpendapat kok....yang pasti, saya akan mendukung siapa saja yang punya inisiatif yang baik demi kemajuan bangsa ini....kalau semua pendapat dipikirkan bisa pusing saya...he..he.. (terkekeh).
Tanya: Ada juga lho pak yang bertanya: kok Bapak pergi meninggalkan Indonesia padahal kasus KPK dan Polri sedang hangat-hangatnya....
JKW: Saya tahu itu hal yang penting...tapi..mosok saya tongkrongin... (terkekeh) Ya, saya itukan Presiden Indonesia.... banyak yang harus saya pikirkan dan lakukan.....dengan pergi bukan berarti saya meninggalkan masalah...saya pantau terus kok. Sebelum pergi khan sudah saya janjikan untuk menyelesaikannya setelah saya kembali....
Tanya: Tapi apakah itu tidak kelamaan pak.... persoalannya jadi merembet ke mana-mana nanti....
JKW: Semua itu perlu proses..... sabar.... saya harus mendengar semua pihak dan menunggu proses hukum yang sedang berlangsung....proses itu memang butuh waktu..... kalau tergesa-gesa malahan jadi rusak nanti....
Tanya: Ada juga yang berpendapat, dengan adanya kasus ini komitmen bapak terhadap penegakkan hukum dipertanyakan.....
JKW: Dipertanyakan bagaimana.... Saya justru mau melihat persoalan ini lebih menyeluruh.... kita perlu selamatkan kedua institusi, baik KPK maupun Polri...karena keduanya adalah aset bangsa yang harus dijaga... Saya harus bertanggung jawab akan hal ini....
Tanya:Â Tapi khan pak, jika waktu itu Bapak tidak menunjuk BG sebagai calon tunggal mungkin hal ini tidak terjadi...
JKW: Ya...kita tidak bisa mundur ke belakang.... tapi ok, perlu saya jelaskan juga. Waktu itu sebenarnya saya mau mengikuti tatacara pemilihan yang memang sudah diatur oleh undang-undang. Saya minta KOMPOLNAS untuk menyaring nama yang layak....dan sebagai Presiden yang punya hak preogative saya memilih salah satu yang saya nilai paling baik....ya siapa kira setelah saya kirim nama itu ke DPR, tiba-tiba BG ditetapkan tersangka oleh KPK...dan waktu proses di DPR....saya juga sempat bingung kok mereka loloskan.... Lalu saya ambil jalan tengah untuk menunda dulu pelantikan BG sambil mengumpulkan pendapat dan proses hukum yang sedang berjalan....
Tanya: KPK khan sudah wanti-wanti mengenai BG pak...malahan katanya sudah dapat stabilo merah sebelumnya....
JKW: Ya...wanti-wanti saya anggap sebagai masukan....tapi khan belum ada kasus formal.... Sebenarnya ketika membaca catatan yang dibuat oleh Kompolnas saya juga minta keterangan lebih lanjut dari Kompolnas mengenai hal itu....mereka sudah pastikan kasusnya sudah clear dan clean...ada surat resmi dari Mabes Polri mengenai hal ini...
Tanya: Mengapa tidak minta pendapat dari KPK dan PPATK seperti waktu pemilihan menteri pak?
JKW: Sebenarnya itu tidak harus.... Waktu itu saya pikir, saya tidak mau ada institusi penegak hukum yang merasa di atas yang lain. Polisi, KPK, Kejaksaan dan PPATK kan seharusnya sejajar. Ditambah lagi keterangan formal dari Polri pada saat itu sasya pikir sudah cukup dan saya ingin prosesnya cepat, karena banyak hal lain yang harus saya lakukan....
Tanya: Jadi bukan karena titipan ya pak...
JKW: Titipan opo.... (terkekeh). Tidak ada itu... Kalau masukan memang banyak....masyarakat juga bebas memberi masukan kok.... tapi secara konstitusi yang memutuskan itu saya...jadi semua itu jadi tanggung jawab saya....
Tanya: Tidak ada tekanan pak?
JKW: Sekali lagi, banyak usulan ya.... tapi tekanan tidak....
Tanya: Lalu bagaimana dengan kasus KPK pak. Banyak orang juga menunggu supaya bapak mengambil keputusan supaya KPK tidak lumpuh dengan kasus yang melibatkan para pimpinannya sekarang...
JKW: Seperti yang sudah saya sampaikan tadi...KPK harus saya selamatkan, tapi saya juga tidak bisa terlalu cepat mengambil tindakan extraordinari.... harus saya kaji mendalam. Saya juga sudah siapkan beberapa skenario, termasuk skenario terburuk. Yang pasti KPK sebagai institusi akan tetap bisa berjalan bahkan diperkuat....
Tanya: Jadi kapan keputusannya pak?
JKW: Wes...sabar... pasti saya putuskan. Kok nggak sabaran sih... (terkekeh). ***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H