Mohon tunggu...
Marista Fajar Setiawandani
Marista Fajar Setiawandani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hidup itu pilihan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pokok Pemikiran Max Weber dan H.L.A Hart dan Relevansinya dalam Perkembangan Hukum Ekonomi di Indonesia

28 Oktober 2024   11:29 Diperbarui: 28 Oktober 2024   11:31 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

4. Struktur Hukum: Hart menjelaskan bahwa sistem hukum terdiri dari elemen-elemen yang saling terkait, di mana aturan primer mengatur perilaku individu, sementara aturan sekunder mengatur cara aturan primer diakui dan diterapkan.

Relevansi Pemikiran Max Weber dan H.L.A Hart di Masa Kini

Pemikiran Weber dan Hart tetap relevan dalam analisis perkembangan hukum saat ini, termasuk di Indonesia: Weber memberikan kerangka untuk memahami interaksi antara nilai-nilai lokal dan kebutuhan akan sistem hukum formal, serta bagaimana hukum berfungsi dalam konteks sosial yang lebih luas. Hart menawarkan pendekatan analitis untuk memahami kompleksitas sistem hukum modern, membantu menjelaskan bagaimana berbagai aturan diterapkan dalam praktik sehari-hari. Kedua pemikir ini memberikan wawasan penting tentang bagaimana hukum berfungsi dalam masyarakat dan bagaimana ia dapat berkembang seiring dengan perubahan sosial dan budaya.

Relevansi Pemikiran Weber dan Hart dalam Perkembangan Hukum Ekonomi Syariah di Indonesia

1. Kombinasi antara Nilai Tradisional dan Birokrasi Modern: Pemikiran Weber membantu memahami bagaimana hukum ekonomi syariah di Indonesia dapat berkembang dengan menggabungkan nilai tradisional Islam dan struktur birokrasi modern. Sistem hukum ekonomi syariah di Indonesia menggunakan pendekatan birokrasi untuk mengatur dan menstandarisasi layanan keuangan syariah, sambil tetap menjaga nilai-nilai agama sebagai panduan moral dan legitimasi.

2. Penerimaan Sosial terhadap Hukum Ekonomi Syariah: Pemikiran Hart tentang aturan pengakuan penting dalam memahami bagaimana masyarakat Muslim Indonesia mengakui hukum ekonomi syariah sebagai sah. Pengakuan ini didorong oleh keyakinan religius yang mendasari ekonomi syariah, serta dukungan dari negara yang memberikan kerangka hukum formal. Hal ini meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk dan layanan ekonomi syariah.

3. Kepastian Hukum dan Legitimasi dalam Implementasi Ekonomi Syariah: Hart dan Weber sama-sama memberikan pandangan tentang pentingnya kepastian dan legitimasi hukum. Dengan aturan yang formal dan diakui, masyarakat dan pelaku bisnis merasa lebih nyaman bertransaksi dalam sistem ekonomi syariah, karena mereka terlindungi oleh aturan hukum yang diakui negara dan dipandu oleh nilai agama yang mereka percayai.

Secara keseluruhan, pemikiran Max Weber dan H.L.A. Hart membantu kita memahami bagaimana hukum ekonomi syariah di Indonesia dapat berkembang melalui kombinasi antara nilai agama yang kuat, dukungan birokrasi, dan pengakuan dari masyarakat dan negara.

Menggunakan pemikiran Max Weber dan H.L.A Hart untuk menganalisis perkembangan hukum ekonomi syariah di Indonesia

Pemikiran Max Weber dan H.L.A. Hart dapat digunakan untuk menganalisis perkembangan hukum ekonomi syariah di Indonesia, yang semakin populer seiring dengan meningkatnya permintaan untuk produk dan layanan keuangan yang sesuai prinsip-prinsip Islam. Pemikiran kedua tokoh ini memberikan kerangka analisis yang bermanfaat untuk memahami dinamika otoritas, legitimasi, aturan, dan penerimaan masyarakat terhadap hukum ekonomi syariah. 

1. Pemikiran Max Weber dalam Hukum Ekonomi Syariah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun