Mohon tunggu...
Marissa Farikha Sf
Marissa Farikha Sf Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis menulis menulis

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Perpaduan Terbaik Filsafat : Ilmu dan Agama

21 Desember 2021   22:42 Diperbarui: 23 Desember 2021   05:28 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Memang kebanyakan orang terlalu menganggap filsafat sebagai ilmu yang 'awang-awang'. Dari semua pemikiran-pemikiran filsuf mengenai definisi dan penjelasan filsafat, tidak semuanya relevan. Apalagi, di zaman sekarang ini, ilmu-ilmu yang mereka kembangkan semakin tenggelam oleh modernisme yang berkembang di dunia saat ini. Namun, dari pemikiran-pemikiran yang dikemukakan oleh comte dan marx, semua memiliki sisi positif yang bisa kita ambil. Terlebih lagi di era modern dan serba digital. Yang semuanya mampu membuat pemikiran manusia lemah karena kecanggihannya. Filsafat adalah jalan pulang dari perjalanan panjang yang melelahkan dan membosankan. Adanya pemikiran filsafat membuktikan bahwa hal yang sepele pun bisa menjadi bermakna sebab kita memaknainya.

Di samping semua perbedaan yang ada di antara filsafat dan agama, filsafat ternyata eksis di dunia islam. Banyak para tokoh islam yang ternyata filsuf islam. Tetapi dalam hal istilah, filsafat islam sangat berbeda-beda. Menurut pendapat Nurcholis Majdid, "Filsafat adalah bagian dari hikmah". Hikmah adalah rahasia tuhan yang tersembunyi. Perkembangan filsafat diakui menjadi bagian dari agama (islam) karena memiliki tujuan yang sama yakni mencari hakikat kebahagiaan dengan jalan yang benar. Tujuan antara filsafat dengan agma sebenarnya memang hanya untuk mencari hakikat sebuah kebenaran. Namun di dalam proses mencari tersebut, definisi antara keduanya berbeda. Hal itulah yang sampai saat ini menimbulkan sebuah perbedaan besar antara keduanya.

Keradaan filsafat tidak hanya eksis dalam bidang agama. Sebab filsfat bisa disebut sebagai induk dari segala ilmu, keberadaannya mutlak dijadikan sebuah patokan bahwa segala ilmu itu berakar dari sebuah pemikiran yang skeptis hingga akhirnya menimbulkan sebuah definisi baru. Tidak hanya di bidang agama, filsafat pun mampu mengembangkan sebuah inti yang menyebabkan dunia ilmu pengetahuan berkembang pesat. Semenjak masa Renaissance yang disusul dengan Aufklaerung ( abad XVIII), filsafat sebagai induk dari cabang-cabang ilmu pengetahuan mulai ditinggalkan oleh anak-anaknya (cabang-cabang ilmu pengetahuan). Cabang-cabang ilmu pengetahuan bersama 'anak kandungnya' cenderung berdiri secara mandiri.

Kemudian dalam perjalanannya, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengalami kemajuan sangat pesat dan mampu menghasilkan temuan-temuan yang spektakuler. Diantara ilmu pengetahuan dan filsafat memang saling berkaitan. Namun pada kenyataannya, ilmu pengetahuan dipelajari dan diterapkan terlepas dari asumsi-asumsi dasar filsafatnya. Tetapi tetap saja, semua penemuan yang diciptakan oleh manusia sendiri tidak pernah abadi dan selamanya memberikan manfaat.

Dari berbagai kecanggihan IPTEK dan fungsinya bagi dunia, penemuan-penemuan yang diciptakan manusia mestilah memiliki titik lemahnya tersendiri. Hal itulah kemudian yang menjadi permasalahan akibat kemajuan IPTEK dan adanya spesialisasi di semua disiplin ilmu. Dari berbagai uraian singkat tersebut, kita mengerti bahwa perkembangan ilmu pengetahuan tidak hanya berimplikasi positif, tetapi juga negatif. Maka dari itu, dibutuhkan penawar atau lebih dikenal sebagai pendamping yang dapat dipertanggungjawabkan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Untuk mengatasi permasalahan yang ada tersebut, filsafat ilmu dianggap mampu menjadi penawar serta mediasi antar berbagai cabang ilmu pengetahuan agar bisa saling 'menyapa'. Filsafat ilmu mendemonstrasikan ilmu pengetahuan secara utuh. Filsafat ilmu bisa sebagai pendamping yang kritis bagi perkembangan ilmu pegetahuan. Agar segala hal yang belum sesuai atau belum utuh, dapat disempurnakan melalui filsafat ilmu.

Cakupan objek filsafat lebih luas dibandingkan dengan ilmu. Karena ilmu hanya terbatas pada persoalan yang empiris saja, sedangkan filsafat mencakup yang empiris dan non empiris. Di samping itu, secara historis, ilmu berasal dari kajian filsafat. Karena pada awalnya, filsafatlah yang melakukan pembahasan mengenai segala yang ada di dunia ini dengan konteks pemikiran yang sistematis, rasional, dan logis. perkembangan ilmu sejalan dengan perkembangan filsafat.

Ciri khas ilmu pengetahuan adalah mencari hubungan gejala-gejala yang bersifat fakta. Sehingga, eksistensi filsafat terhadap ilmu pengetahuan muncul karena adanya esensi. Yang berarti telah adanya pemilihan diantara esensi dan eksistensi dan memiliki tolak ukur bagi eksistensi filsafat tersebut. Di didalam filsafat, terdapat 3 pilar utama yang membangun dasar dari pemikiran filsafat, 3 pilar utama tersebut yakni epistemologi,aksiologi, dan ontologi.

Bagi perkembangan ilmu pengetahuan sendiri, pilar epistemologi lah yang sangat berpengaruh.  Epistemologi membahas tentang terjadinya dan kesahihan atau kebenaran suatu ilmu. Sebagai contoh, dasar dari semua ilmu empiris adalah prinsip kausalitas dan kaidah yang menjadi pokok bahasan dalam filsafat. Dengan demikian, filsafat menjadi dasar dan pijakan dari semua ilmu-ilmu empiris. Tidak hanya itu, ilmu logika yang merupakan alat berpikir manusia diletakkan sebagai pendahuluan dalam filsafat dan setiap ilmu-ilmu lain.

Sebagai sebuah ilmu pengetahuan, filsafat bertujuan mencari kebenaran dengan memiliki elemen-elemen yang berfungsi saling berkaitan untuk mewujudkan fungsi ilmu secara menyeluruh. Filsafat dalam kehidupan manusia memiliki elemen-elemen berupa sistem syarat. Sedangkan, dalam pengembangan, ilmu memiliki sistem penalaran atau logika, sistem klarifikasi, dan sistem pembuktian. Filsafat bukan sekedar rangkaian proses berpikir, tetapi yang terpenting adalah berpikir secara mendalam melalui penggambaran ciri-ciri berpikir (radikal, universalitas, konseptualitas).

Filsafat ialah berfungsi sebagai hasil akar dari sebuah pemikiran manusia yang mencari dan memikirkan kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Bicara tentang filsafat ilmu, perlu diajukan suatu pertanyaan kepada diri sendiri. Sejauh mana cabang filsafat ini mempunyai makna dan relevansi dengan masalah-masalah praktis dan darurat (mendesak). Namun jika kita ingin mempraktikannya di dalam kehidupan sehari-hari, filsafat cukup menjadi sebuah jalan keluar bagi suatu masalah. Sebab di dalamnya, kita dituntut untuk selalu berpikir rasional atas segala apa yang terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun