Mohon tunggu...
M Aris Pujiyanto
M Aris Pujiyanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman

Selamat datang di profil saya! 🌟 Saya M. Aris Pujiyanto, seorang dosen yang bersemangat dalam menjelajahi dunia pengetahuan dan berbagi inspirasi dengan mahasiswa. 📚✨ Dengan latar belakang pendidikan [Jurusan Anda], saya berkomitmen untuk membimbing dan mendukung setiap langkah mahasiswa dalam mencapai potensi terbaik mereka. 🎓💡 Di sela-sela mengajar, saya juga aktif dalam riset di bidang [Bidang Riset Anda], berkolaborasi dengan rekan-rekan sejawat untuk menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. 💼🔬 Saya percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk meraih impian, dan saya berkomitmen untuk menjadi bagian dari perjalanan belajar Anda. Mari kita bersama-sama menjelajahi dunia pengetahuan dan menciptakan masa depan yang cerah! ✨ #Dosen #Pendidikan #Inspirasi #Riset #Belajar #PendidikanTinggi

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

La Nina dan Pertanian: Bagaimana Petani Indonesia Beradaptasi?

1 Juli 2024   09:35 Diperbarui: 2 Juli 2024   10:17 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI cuaca ekstrem dan curah hujan yang tinggi | Shutterstock via Kompas.com

Fenomena La Nina, yang ditandai dengan suhu permukaan laut yang lebih dingin dari rata-rata di bagian tengah dan timur Samudra Pasifik ekuatorial, memiliki dampak signifikan terhadap pola cuaca di seluruh dunia, termasuk Indonesia. 

La Nina membawa peningkatan curah hujan yang dapat menyebabkan banjir dan kondisi cuaca ekstrem lainnya. Dalam konteks pertanian, fenomena ini memunculkan tantangan besar bagi petani Indonesia yang sangat bergantung pada kestabilan iklim untuk menjaga produktivitas mereka.

La Nina biasanya menyebabkan curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya di wilayah Indonesia, yang dapat menguntungkan bagi beberapa tanaman namun juga membawa risiko banjir dan tanah longsor. 

ILUSTRASI cuaca ekstrem dan curah hujan yang tinggi | Shutterstock via Kompas.com
ILUSTRASI cuaca ekstrem dan curah hujan yang tinggi | Shutterstock via Kompas.com

Sebagai contoh, pada tahun 2020, Indonesia mengalami peningkatan curah hujan sebesar 30% dibandingkan tahun-tahun normal akibat La Nina, menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). 

Tanaman seperti padi, yang membutuhkan banyak air untuk pertumbuhannya, dapat mengalami peningkatan produksi. Sebagai contoh, di beberapa daerah seperti Subang dan Indramayu, peningkatan curah hujan pada periode La Nina membantu meningkatkan produksi padi hingga 15%, karena sawah-sawah di daerah tersebut mendapat pasokan air yang mencukupi tanpa perlu irigasi tambahan. Namun, tanaman lain seperti jagung dan kedelai bisa menderita akibat genangan air yang berlebihan. 

Di daerah seperti Lampung dan Jawa Timur, curah hujan yang berlebihan menyebabkan kerusakan pada tanaman jagung dan kedelai, mengakibatkan penurunan produksi hingga 20%.

Selain itu, peningkatan kelembaban dan curah hujan dapat memicu penyebaran penyakit tanaman dan hama yang lebih cepat. Misalnya, di daerah Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan, petani menghadapi peningkatan serangan hama dan penyakit pada tanaman kakao dan kopi selama periode La Nina. Kondisi tanah yang terlalu basah juga dapat menghambat proses penyerapan nutrisi oleh tanaman, menyebabkan pertumbuhan yang terhambat dan penurunan kualitas hasil panen. 

Pada tahun 2021, laporan dari Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa kejadian penyakit busuk akar pada tanaman hortikultura seperti cabai dan tomat meningkat sebesar 25% di wilayah Jawa Barat akibat tanah yang terlalu basah. Hal ini menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas hasil panen, yang berdampak pada harga jual dan pendapatan petani. 

Dengan demikian, meskipun La Nia dapat memberikan manfaat dalam bentuk peningkatan produksi padi, tantangan yang dihadapi oleh petani tanaman lain dan risiko yang ditimbulkan oleh kondisi cuaca ekstrem memerlukan perhatian dan strategi adaptasi yang serius.

Dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait sangat krusial dalam membantu petani menghadapi dampak La Nina. Mengingat dampak luas dari fenomena ini terhadap sektor pertanian, berbagai langkah strategis dan koordinasi yang baik antara berbagai pihak diperlukan untuk meminimalisir kerugian dan meningkatkan ketahanan sektor pertanian.

Pemerintah dan lembaga pertanian harus aktif dalam memberikan informasi yang tepat waktu dan akurat tentang prediksi cuaca dan pola curah hujan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah berperan penting dalam memberikan prediksi cuaca yang membantu petani merencanakan aktivitas pertanian mereka. 

Misalnya, pada tahun 2020, BMKG bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dalam menyebarluaskan informasi mengenai perkiraan musim hujan yang lebih awal akibat La Nina, sehingga petani dapat menyesuaikan jadwal tanam mereka. Selain itu, program pelatihan dan edukasi bagi petani tentang teknik adaptasi yang efektif juga perlu ditingkatkan. 

Lembaga seperti Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) memberikan pelatihan tentang penggunaan varietas padi tahan genangan dan praktik-praktik pertanian berkelanjutan yang dapat membantu petani mengatasi tantangan yang diakibatkan oleh perubahan iklim.

Subsidi untuk pembelian benih tahan banjir, pupuk, dan teknologi pertanian modern dapat meringankan beban ekonomi petani. Contohnya, pada tahun 2021, Kementerian Pertanian memberikan bantuan berupa benih padi Inpari 42 yang tahan terhadap kondisi genangan air kepada petani di Jawa Tengah. 

Selain itu, bantuan keuangan dan asuransi pertanian juga bisa menjadi solusi untuk membantu petani mengatasi kerugian akibat cuaca ekstrem. Program asuransi usaha tani padi (AUTP) yang diluncurkan oleh pemerintah telah membantu banyak petani untuk mendapatkan kompensasi atas kerugian yang dialami akibat banjir. 

Data dari Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa pada tahun 2020, lebih dari 500.000 hektar lahan pertanian di Indonesia telah diasuransikan melalui program ini, memberikan perlindungan finansial yang sangat dibutuhkan oleh petani.

Pembangunan infrastruktur irigasi dan drainase yang baik sangat penting untuk mengelola curah hujan yang berlebihan. Pemerintah harus berinvestasi dalam infrastruktur yang mendukung pertanian yang tangguh terhadap perubahan iklim. 

Pada tahun 2019, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membangun dan merehabilitasi jaringan irigasi di lebih dari 1,5 juta hektar lahan pertanian di seluruh Indonesia. Infrastruktur ini membantu mengatur distribusi air secara efisien, mengurangi risiko banjir, dan meningkatkan produktivitas pertanian. 

Selain itu, pembangunan waduk dan embung di berbagai daerah juga membantu dalam pengelolaan air selama musim hujan dan kekeringan. Dengan berbagai upaya dan dukungan ini, petani di Indonesia diharapkan dapat lebih tangguh dalam menghadapi tantangan yang dibawa oleh La Nina dan perubahan iklim lainnya. 

Langkah-langkah ini tidak hanya penting untuk keberlanjutan sektor pertanian, tetapi juga untuk ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Adaptasi terhadap fenomena La Nina hanya merupakan bagian kecil dari tantangan yang dihadapi oleh sektor pertanian di Indonesia dalam konteks perubahan iklim global. 

Tantangan ini memerlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, yang mencakup inovasi teknologi, kebijakan yang mendukung, serta kesadaran dan partisipasi aktif dari semua pemangku kepentingan. 

Di masa depan, kolaborasi antara petani, pemerintah, lembaga penelitian, dan sektor swasta akan menjadi kunci dalam membangun sistem pertanian yang lebih tangguh dan berkelanjutan. 

Dengan pendekatan yang tepat, Indonesia tidak hanya dapat mengatasi tantangan La Nina, tetapi juga memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun