Mohon tunggu...
M Aris Pujiyanto
M Aris Pujiyanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman

Selamat datang di profil saya! 🌟 Saya M. Aris Pujiyanto, seorang dosen yang bersemangat dalam menjelajahi dunia pengetahuan dan berbagi inspirasi dengan mahasiswa. 📚✨ Dengan latar belakang pendidikan [Jurusan Anda], saya berkomitmen untuk membimbing dan mendukung setiap langkah mahasiswa dalam mencapai potensi terbaik mereka. 🎓💡 Di sela-sela mengajar, saya juga aktif dalam riset di bidang [Bidang Riset Anda], berkolaborasi dengan rekan-rekan sejawat untuk menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. 💼🔬 Saya percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk meraih impian, dan saya berkomitmen untuk menjadi bagian dari perjalanan belajar Anda. Mari kita bersama-sama menjelajahi dunia pengetahuan dan menciptakan masa depan yang cerah! ✨ #Dosen #Pendidikan #Inspirasi #Riset #Belajar #PendidikanTinggi

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

La Nina dan Pertanian: Bagaimana Petani Indonesia Beradaptasi?

1 Juli 2024   09:35 Diperbarui: 2 Juli 2024   10:17 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI cuaca ekstrem dan curah hujan yang tinggi | Shutterstock via Kompas.com

Pemerintah dan lembaga pertanian harus aktif dalam memberikan informasi yang tepat waktu dan akurat tentang prediksi cuaca dan pola curah hujan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah berperan penting dalam memberikan prediksi cuaca yang membantu petani merencanakan aktivitas pertanian mereka. 

Misalnya, pada tahun 2020, BMKG bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dalam menyebarluaskan informasi mengenai perkiraan musim hujan yang lebih awal akibat La Nina, sehingga petani dapat menyesuaikan jadwal tanam mereka. Selain itu, program pelatihan dan edukasi bagi petani tentang teknik adaptasi yang efektif juga perlu ditingkatkan. 

Lembaga seperti Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) memberikan pelatihan tentang penggunaan varietas padi tahan genangan dan praktik-praktik pertanian berkelanjutan yang dapat membantu petani mengatasi tantangan yang diakibatkan oleh perubahan iklim.

Subsidi untuk pembelian benih tahan banjir, pupuk, dan teknologi pertanian modern dapat meringankan beban ekonomi petani. Contohnya, pada tahun 2021, Kementerian Pertanian memberikan bantuan berupa benih padi Inpari 42 yang tahan terhadap kondisi genangan air kepada petani di Jawa Tengah. 

Selain itu, bantuan keuangan dan asuransi pertanian juga bisa menjadi solusi untuk membantu petani mengatasi kerugian akibat cuaca ekstrem. Program asuransi usaha tani padi (AUTP) yang diluncurkan oleh pemerintah telah membantu banyak petani untuk mendapatkan kompensasi atas kerugian yang dialami akibat banjir. 

Data dari Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa pada tahun 2020, lebih dari 500.000 hektar lahan pertanian di Indonesia telah diasuransikan melalui program ini, memberikan perlindungan finansial yang sangat dibutuhkan oleh petani.

Pembangunan infrastruktur irigasi dan drainase yang baik sangat penting untuk mengelola curah hujan yang berlebihan. Pemerintah harus berinvestasi dalam infrastruktur yang mendukung pertanian yang tangguh terhadap perubahan iklim. 

Pada tahun 2019, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membangun dan merehabilitasi jaringan irigasi di lebih dari 1,5 juta hektar lahan pertanian di seluruh Indonesia. Infrastruktur ini membantu mengatur distribusi air secara efisien, mengurangi risiko banjir, dan meningkatkan produktivitas pertanian. 

Selain itu, pembangunan waduk dan embung di berbagai daerah juga membantu dalam pengelolaan air selama musim hujan dan kekeringan. Dengan berbagai upaya dan dukungan ini, petani di Indonesia diharapkan dapat lebih tangguh dalam menghadapi tantangan yang dibawa oleh La Nina dan perubahan iklim lainnya. 

Langkah-langkah ini tidak hanya penting untuk keberlanjutan sektor pertanian, tetapi juga untuk ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Adaptasi terhadap fenomena La Nina hanya merupakan bagian kecil dari tantangan yang dihadapi oleh sektor pertanian di Indonesia dalam konteks perubahan iklim global. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun