"Terima kasih, Mas! Kamu baik sekali!" seru anak itu dengan senyuman lebar.
Melihat kebahagiaan di wajah anak itu membuat Riko merasa terharu. Ia menyadari bahwa membantu orang lain juga bisa menjadi cara untuk mengingat dan menghargai orang-orang yang kita cintai.
Hari demi hari, Riko semakin aktif di komunitasnya. Ia mulai mengorganisir acara baca puisi di toko buku, mengundang anak-anak untuk menceritakan kisah-kisah mereka. Setiap kali ia berbicara, ia selalu mengingatkan mereka untuk tidak melupakan kenangan indah bersama orang-orang terkasih.
Satu tahun berlalu, Riko telah berubah menjadi sosok yang lebih kuat. Ia sering berbagi cerita di media sosial tentang perjalanan hidupnya, dan banyak orang yang terinspirasi oleh kisahnya. Riko menemukan bahwa meskipun kehilangan adalah bagian dari hidup, cinta yang ditinggalkan akan selalu ada dalam kenangan.
Suatu malam, saat ia menulis di jendela, Riko melihat bulan purnama bersinar terang. Ia tersenyum, merasakan kehadiran ibunya. "Ibu, aku telah menemukan jalanku. Aku akan terus mengenangmu dan menyebarkan kasih sayangmu kepada orang lain," ucapnya penuh haru.
Dari jendela, bayang-bayang ibunya terlihat jelas. Riko tahu bahwa meskipun ibunya telah pergi, cintanya akan selalu ada dalam hidupnya, dan kini ia siap untuk meneruskan warisan itu kepada dunia.
Sumbawa, 05 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H