Mohon tunggu...
Marisa Fitri
Marisa Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah salah satu mahasiswa semester 6. Saya memiliki hobi membaca dan menulis karya sastra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Dalam Kegelapan Kota Lama

28 September 2024   21:12 Diperbarui: 28 September 2024   21:25 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ketika ia sampai di halaman rumah, kenangan masa kecil mulai membanjiri pikirannya. Ia ingat berlari di taman ini bersama adiknya, bermain petak umpet, dan mendengar cerita dari ibunya tentang nenek moyang mereka yang pernah tinggal di rumah itu. Namun, satu malam mengubah segalanya. Malam ketika ayahnya hilang tanpa jejak.

Pintu depan rumah itu terbuka dengan mudah ketika Ria mendorongnya. Di dalam, aroma debu dan kayu lapuk memenuhi udara. Ria berjalan perlahan-lahan, setiap langkahnya membuat lantai kayu berderit. Lampu gantung besar yang dulu menerangi ruang tamu kini bergantung tanpa nyala, dan furnitur-furnitur tertutup kain putih yang sudah usang.

Ria berhenti di depan tangga besar yang mengarah ke lantai dua. Di sanalah kamar-kamar keluarga mereka berada. Tanpa sadar, ia mulai naik tangga, meskipun hatinya berdebar kencang. Sesuatu di dalam dirinya merasa bahwa ia tidak sendirian di rumah itu.

Di puncak tangga, ia melihat sebuah pintu yang terbuka sedikit. Itu adalah kamar orang tuanya. Ria mendekati pintu itu, tangannya gemetar ketika menyentuh gagang pintu. Ketika ia mendorongnya, pintu terbuka perlahan, memperlihatkan sebuah kamar yang tertata rapi, seolah tidak ada yang berubah sejak bertahun-tahun lalu.

Namun, ada sesuatu yang aneh. Di meja kecil di sudut kamar, ada sebuah buku terbuka. Ria ingat betul buku itu. Itu adalah buku harian ibunya, yang selalu disimpan dengan rapi di dalam laci. Ria mendekat, membaca halaman yang terbuka.

Tulisannya berbunyi:

"Aku tak bisa menyembunyikan ini lebih lama lagi. Ada sesuatu di rumah ini, sesuatu yang gelap dan berbahaya. Dulu, aku pikir itu hanya khayalan. Namun, setelah malam itu... setelah dia menghilang, aku tahu ada yang salah. Aku takut itu akan datang untuk Ria."

Ria tersentak mundur. Kata-kata itu membuatnya merinding. Ibunya tahu sesuatu yang tak pernah diceritakan. Ia ingin segera pergi dari sana, tapi sesuatu menarik perhatiannya. Di bawah buku harian itu, ada sebuah kunci kecil, mirip dengan yang ia gunakan untuk membuka gerbang kota. Hanya saja, kunci ini lebih tua dan terlihat lebih rapuh.

Tanpa pikir panjang, Ria mengambil kunci itu. Seperti ada dorongan tak terlihat yang membawanya ke lantai bawah, menuju ruang bawah tanah yang selalu terkunci ketika ia kecil. Kini, ia tahu apa yang harus dilakukan.

Ruang bawah tanah itu gelap dan lembap. Dinding-dindingnya dipenuhi jamur, dan bau apak menusuk hidung. Namun, Ria tetap melangkah maju, kunci di tangannya terasa semakin berat. Di ujung ruangan, ada sebuah pintu besi besar, yang terlihat tak sejalan dengan desain rumah tua ini.

Dengan tangan gemetar, Ria memasukkan kunci ke dalam lubang kunci. Pintu itu terbuka dengan suara berderit yang memekakkan telinga, memperlihatkan sebuah lorong gelap yang menurun. Cahaya dari ruang bawah tanah tak mampu menembus lorong itu, seolah kegelapan di dalamnya terlalu pekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun