Mohon tunggu...
Marisa Fitri
Marisa Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya adalah salah satu mahasiswi semester akhir. Saya memiliki hobi membaca dan menulis karya sastra yang memiliki nilai moral tersendiri.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Bukan Sekadar Rindu

19 September 2024   15:07 Diperbarui: 19 September 2024   15:16 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maya merasa terkejut. Ia tidak pernah percaya pada hal-hal mistis, tapi mimpi yang ia alami terasa begitu nyata. Ia memutuskan untuk mengikuti petunjuk dalam buku tersebut dan mencari batu-batu lainnya.

Hari-hari berlalu, dan Maya semakin mendalami pencariannya. Ia menemukan berbagai batu yang memiliki bentuk dan warna berbeda. Setiap kali ia menemukan batu baru, ia merasa seolah-olah mendapatkan potongan puzzle dari jati dirinya. Ia juga mulai merasa bahwa kehidupannya yang monoton mulai berubah, dan ia menemukan kebahagiaan dalam pencariannya.

Suatu hari, saat sedang menggali di sebuah gua kecil di tepi desa, Maya menemukan sebuah batu yang sangat berbeda dari yang lainnya. Batu itu berkilau dengan warna emas dan memiliki ukiran simbol yang rumit. Saat Maya memegangnya, ia merasa ada kekuatan yang mengalir di dalam dirinya. Ia merasa terhubung kembali dengan pria dalam mimpinya.

Ketika malam tiba, Maya kembali tertidur dengan batu emas di sampingnya. Dalam tidurnya, pria dalam mimpi muncul kembali. Kali ini, ia tidak sendirian. Ada sebuah pemandangan yang menakjubkan di belakangnya---sebuah kerajaan kuno yang diliputi cahaya lembut.

"Bagus sekali," kata pria itu, "Kau telah menemukan batu terakhir yang ku cari."

Maya merasa bingung, "Apa yang harus kulakukan selanjutnya?"

Pria itu tersenyum lembut, "Sekarang kau telah menemukan semua batu, kita bisa menyatukannya. Tapi, ada satu hal yang harus kau ketahui: batu-batu ini bukan hanya milikku, mereka juga milikmu."

Dengan gerakan lembut, pria itu memegang batu-batu yang telah dikumpulkan Maya dan mulai menyatukannya satu per satu. Setiap batu yang disatukan menciptakan sebuah cahaya yang semakin terang, hingga akhirnya menjadi sebuah orb cahaya yang indah.

"Dengan menyatukan batu-batu ini," jelas pria itu, "Kita tidak hanya mengembalikan kekuatan yang hilang, tapi juga menyembuhkan luka yang ada di dalam hati kita. Aku adalah bagian dari dirimu yang hilang, dan kau adalah bagian dari diriku."

Maya terbangun dengan rasa damai yang mendalam. Ia merasa ada sesuatu yang telah berubah dalam dirinya. Keesokan harinya, ia membawa batu-batu yang telah disatukan kembali ke desa. Orang-orang desa melihat cahaya yang memancar dari batu-batu itu dan mulai mendekatinya dengan rasa ingin tahu.

Maya akhirnya merasa diterima di desa. Batu-batu yang dulunya hanya menjadi koleksi pribadinya kini menjadi simbol persatuan dan cinta. Ia tidak hanya menemukan potongan-potongan dari dirinya sendiri, tapi juga menemukan tempat di dunia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun