Bu Ratna mengangguk pelan. "Aku sudah mencoba memindahkan cermin itu, tapi setiap kali dipindahkan, cermin itu selalu kembali ke tempatnya. Seolah-olah... sesuatu yang ada di dalamnya tidak ingin cermin itu dipindahkan."
Mila merasa tubuhnya lemas. Ia tidak tahu harus berbuat apa. "Apa yang harus saya lakukan, Bu? Saya tidak bisa tinggal di sana lagi."
Bu Ratna memandang Mila dengan mata penuh pengertian. "Aku bisa memindahkanmu ke kamar lain, Nak. Tapi, jika kamu ingin benar-benar aman, aku sarankan kamu pergi dari sini."
Mila terdiam. Pikirannya berkecamuk. Ia tidak punya tempat lain untuk tinggal, tapi ia juga tidak bisa kembali ke kamar itu. Akhirnya, setelah beberapa saat, ia memutuskan untuk meninggalkan kos itu dan mencari tempat lain untuk tinggal. Bu Ratna mengerti dan menawarkan bantuan untuk mencarikan kos baru.
Keesokan harinya, Mila sudah mengemasi barang-barangnya. Ia tidak ingin berada di kamar itu lebih lama lagi. Ketika ia mengemasi barang terakhirnya dan berjalan keluar, ia melihat ke arah cermin untuk terakhir kalinya.
Dan di sana, di balik bayangannya sendiri, ia masih bisa melihat sosok itu. Berdiri diam, menatapnya dengan mata merah yang bersinar.
Mila meninggalkan kamar itu dengan perasaan tak menentu, berharap ia tidak akan pernah melihat sosok itu lagi.
Sumbawa, 11 September 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H