Mohon tunggu...
Marisa Fitri
Marisa Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya adalah salah satu mahasiswi semester akhir. Saya memiliki hobi membaca dan menulis karya sastra yang memiliki nilai moral tersendiri.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Tentang Kenangan Lama yang Terbengkalai

8 September 2024   05:14 Diperbarui: 8 September 2024   05:47 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Fadil menjelaskan situasinya dan bagaimana dia kembali ke desa karena sakitnya ayah. Budi mendengarkan dengan penuh perhatian dan kemudian menawarkan Fadil secangkir kopi hangat.

"Sebenarnya, ada sesuatu yang mungkin kamu perlu tahu," kata Budi setelah beberapa saat. "Ada sebuah rumah tua di pinggir desa yang baru-baru ini dibeli oleh seorang kolektor barang antik. Orang-orang bilang rumah itu memiliki sejarah yang misterius."

Fadil merasa penasaran. "Rumah tua? Aku ingat ada sebuah rumah di sana, tapi tidak pernah tahu banyak tentangnya."

Budi mengangguk. "Mungkin kamu bisa memeriksanya. Kadang-kadang, barang-barang di sana bisa mengungkapkan banyak hal tentang masa lalu."

Fadil merasa tertarik dan memutuskan untuk mengunjungi rumah tua itu. Pada sore hari yang cerah, dia berjalan menuju rumah tersebut, merasakan angin sejuk yang berhembus di antara pepohonan. Rumah tua itu berdiri megah meskipun sudah mulai terabaikan, dengan dinding yang berlumut dan jendela yang berdebu.

Di dalam rumah, suasana terasa sunyi dan penuh misteri. Fadil berjalan perlahan, melihat-lihat barang-barang lama yang berserakan di sana-sini. Di ruang tamu, dia menemukan sebuah meja kayu yang tertutup dengan berbagai barang antik. Salah satu barang yang menarik perhatiannya adalah sebuah kotak kayu kecil yang sudah lama tidak dibuka.

Dengan hati-hati, Fadil membuka kotak itu dan menemukan beberapa surat tua dan foto-foto lama. Foto-foto tersebut memperlihatkan kehidupan di desa beberapa dekade yang lalu. Salah satu foto menunjukkan sekelompok orang yang tampaknya sedang merayakan sesuatu, dan di tengah kerumunan, ada seorang pria yang mirip dengan ayahnya, Pak Rudi.

Fadil memandangi foto itu dengan cermat. "Ini bisa jadi kunci untuk memahami banyak hal," pikirnya. "Ada hubungan apa antara ayahku dan orang-orang dalam foto ini?"

Pada malam hari, Fadil kembali ke rumah orang tuanya dan menunjukkan foto-foto tersebut kepada Ibu Siti. Ibu Siti melihat foto-foto itu dengan tatapan yang penuh nostalgia.

"Itu adalah foto dari perayaan pernikahan ayahmu dan aku," jelas Ibu Siti. "Tapi ada satu orang dalam foto itu yang tidak aku kenali. Aku selalu merasa ada sesuatu yang tidak lengkap."

Fadil merasa semakin tertarik untuk menggali lebih dalam. "Mungkin ini saatnya untuk mencari tahu lebih lanjut tentang sejarah keluarga kita."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun