Mohon tunggu...
Marisa Fitri
Marisa Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah salah satu mahasiswa semester 6. Saya memiliki hobi membaca dan menulis karya sastra.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Diary | Terbelenggu Angan yang Sulit Dicapai

7 September 2024   13:56 Diperbarui: 7 September 2024   13:59 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Hari ini, aku mendapatkan kabar baik dari seorang teman lama. Dia berhasil mencapai impiannya---karir yang gemilang, keluarga yang bahagia. Aku turut bahagia untuknya, sungguh. Tetapi tidak bisa kupungkiri, ada perasaan pahit yang tiba-tiba muncul. Rasanya seperti diingatkan lagi bahwa aku masih terbelenggu dalam perjuanganku sendiri.

Kenapa orang lain bisa begitu mudahnya mencapai apa yang mereka inginkan, sementara aku masih berkutat di titik yang sama? Apakah ada yang salah dengan caraku? Apakah ada yang salah dengan diriku?

Aku benci merasa begini. Aku ingin percaya bahwa jalanku sendiri adalah yang terbaik untukku. Tapi semakin lama, semakin sulit bagiku untuk tetap berpikir demikian. Kenyataan yang kutemui setiap hari hanya menambah keraguan. Aku sudah terlalu lama berlari mengejar sesuatu yang mungkin tidak pernah akan kucapai.

Tapi anehnya, meski semua keraguan ini terus menghantuiku, aku tidak bisa berhenti bermimpi. Seperti ada magnet yang menarikku kembali ke angan-angan itu. Mungkin, inilah yang disebut dengan 'terbelenggu'. Aku terbelenggu oleh mimpi-mimpiku sendiri. Di satu sisi, mereka memberiku harapan, tetapi di sisi lain, mereka juga membuatku merasa tak berdaya.

Mungkin, besok aku akan bangun dengan pikiran yang lebih jernih. Mungkin, ada cara lain untuk mencapai apa yang kuinginkan tanpa harus mengorbankan diriku sendiri. Mungkin, suatu saat aku akan menemukan jalan keluar dari belenggu ini.

Aku merenung lagi malam ini. Ada banyak hal yang ingin kulakukan, tetapi aku takut untuk memulainya. Takut gagal, takut mengecewakan diriku sendiri lagi. Setiap kali aku memutuskan untuk melangkah maju, rasa takut itu datang menghampiri. Aku merasa tidak cukup baik. Tidak cukup kuat.

Tapi, di dalam kegelapan ini, aku tahu aku harus menemukan caraku sendiri. Mungkin, perjuangan ini adalah bagian dari proses untuk menemukan diriku yang sebenarnya. Mungkin, angan-anganku yang terasa sulit tercapai itu sebenarnya bukan untuk menjauhkan diriku dari kebahagiaan, tetapi untuk membuatku lebih kuat. Aku hanya belum mengerti cara membebaskan diri dari belenggu ini.

Satu hal yang kusadari malam ini, meski semua terasa sulit, aku harus terus berjalan. Jika tidak untuk mengejar anganku, setidaknya untuk menemukan arti dari perjalanan ini sendiri.

Aku tidak tahu apa yang akan terjadi esok hari, tapi aku berjanji pada diriku sendiri---aku akan terus bergerak maju, seberat apa pun langkahnya.

Sumbawa, 7 September 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun