Langit mulai mendung lagi hari ini, tapi aku tidak merasa cemas. Aku telah belajar untuk menerima bahwa langit, seperti halnya perasaan, selalu berubah. Ada kalanya cerah, ada kalanya mendung, dan itu adalah bagian dari kehidupan. Aku duduk di kursi favoritku di dekat jendela, menatap ke luar dengan perasaan yang lebih damai.
Aku menulis diari ini sebagai refleksi dari perjalanan emosional yang telah kulalui. Langit di atas sana seakan mencerminkan setiap tahap yang kulalui---dari kelabu yang suram, hujan yang menangis bersama, hingga cerah yang memberikan harapan. Aku bersyukur telah melalui semua itu, karena setiap momen sulit telah mengajarkanku sesuatu yang berharga.
Langit kembali cerah hari ini, seperti sebuah penutup yang indah untuk minggu yang penuh emosi ini. Aku berdiri di luar rumah, menatap langit biru yang tak terhalang oleh awan. Rasanya seperti sebuah tanda dari alam bahwa aku telah melewati badai, dan sekarang saatnya untuk melanjutkan hidup dengan semangat baru.
Aku menyadari bahwa langit telah menjadi bagian penting dari perjalananku. Ia menemani setiap langkah, setiap momen sulit, dan memberikan tanda-tanda yang menenangkan hatiku. Aku akan selalu mengenang minggu ini sebagai minggu di mana aku menemukan diriku sendiri melalui refleksi dari langit.
Dengan hati yang lebih tenang, aku menulis entri terakhir dalam diari ini. Aku tahu bahwa perjalanan ini belum selesai, tapi aku merasa lebih siap untuk menghadapi apa pun yang akan datang. Aku telah belajar untuk menerima perasaan yang datang dan pergi, sama seperti langit yang berubah setiap hari. Dan pada akhirnya, aku merasa lebih damai, lebih menyatu dengan alam, dan lebih memahami diriku sendiri.
Sumbawa,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H