Aku menyadari bahwa aku tak bisa menjawab pertanyaan itu sendirian. Aku membutuhkan bantuan, seseorang yang bisa kuberi kepercayaan untuk membantu menyelesaikan misteri ini. Tapi siapa? Tidak banyak orang dalam hidupku yang benar-benar kukenal dengan baik, dan bahkan lebih sedikit lagi yang bisa kupastikan memiliki niat baik.
Aku memutuskan untuk menyimpan buku harian itu untuk sementara waktu, sampai aku yakin apa langkah selanjutnya. Aku mengunci kembali ruangan itu, mengembalikan kunci besi ke tempatnya, dan meninggalkan rumah tua itu dengan pikiran yang penuh dengan pertanyaan.
Malam itu, aku duduk di kamar tidurku, merenungi semua yang telah terjadi. Apakah semua ini nyata? Ataukah ini hanya permainan pikiran yang aneh? Tapi kemudian, aku melihat kunci kuno itu di atas mejaku, dan aku tahu bahwa apa yang kualami hari ini adalah kenyataan.
Aku merasa ada beban yang berat di pundakku, tetapi di sisi lain, ada juga rasa penasaran yang membara di dalam diriku. Apa yang ditemukan kakek buyutku? Bagaimana penemuan itu bisa mengubah dunia? Dan yang paling penting, mengapa aku yang terpilih untuk menemukannya?
Dalam diam, aku tahu bahwa jawabannya hanya akan datang jika aku terus maju. Ini mungkin bukan jalan yang mudah, tetapi aku harus melaluinya. Karena sekarang, rahasia besar ini sudah menjadi bagian dari hidupku, dan aku tidak bisa berpura-pura bahwa semua ini tidak pernah terjadi.
Sumbawa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H