Mohon tunggu...
Marisa Fitri
Marisa Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah salah satu mahasiswa semester 6. Saya memiliki hobi membaca dan menulis karya sastra.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Diary, Bayangan Diantara Bayangan

26 Agustus 2024   06:22 Diperbarui: 31 Agustus 2024   20:13 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku merasa semakin bingung dan frustasi. Tak ada petunjuk nyata di sini, hanya misteri yang semakin dalam. Aku hampir saja menyerah dan pergi ketika mataku tertuju pada sebuah kotak kayu kecil di sudut ruangan. Kotak itu tampak biasa saja, tetapi ketika aku membukanya, di dalamnya ada sebuah kunci yang sama persis dengan yang ada di gambar.

Tanganku gemetar saat aku mengambil kunci itu. Apakah ini benar-benar kunci untuk pintu misterius itu? Aku kembali ke lorong dan dengan hati-hati memasukkan kunci itu ke dalam lubang. Sesuatu di dalam diriku bergetar saat aku memutar kunci, dan dengan bunyi klik yang nyaring, pintu itu terbuka.

Di balik pintu, ada sebuah ruangan kecil yang hanya diterangi oleh sinar matahari yang masuk melalui jendela kecil di dinding. Di tengah ruangan, terdapat sebuah meja dengan kotak besi besar di atasnya. Aku mendekati meja itu, jantungku berdetak kencang, dan mencoba membuka kotak itu, tetapi ia terkunci juga.

Tentu saja, pikirku. Semua di rumah ini tampaknya terkunci.

Aku mencari-cari lebih lanjut di ruangan itu, dan menemukan sebuah catatan kecil tersembunyi di bawah meja. Catatan itu berisi instruksi dalam bahasa Latin yang berusaha aku pahami. Untungnya, aku mengingat beberapa kata dari pelajaran bahasa Latin yang pernah kuambil bertahun-tahun lalu. Catatan itu tampaknya adalah petunjuk untuk membuka kotak besi tersebut. "Hanya dengan hati yang murni, kebenaran akan terbuka," begitulah bunyi salah satu bagian catatan itu.

Aku berdiri di sana, mencoba memahami apa maksud dari kalimat itu. Aku mencoba berbagai kombinasi kata dan kunci, tetapi tak ada yang berhasil. Kegagalan demi kegagalan mulai membuatku putus asa. Namun, aku tahu, aku tak bisa menyerah sekarang. Terlalu banyak yang dipertaruhkan.

Aku duduk di lantai, mengatur napasku, dan mencoba menenangkan pikiranku. Mungkin ada sesuatu yang luput dari perhatianku. Aku mengeluarkan semua isi dari tasku, dan ketika aku menelusuri barang-barang yang kubawa, aku menemukan sebuah lencana kecil yang diberikan oleh nenekku bertahun-tahun lalu. Lencana itu bertuliskan kata-kata Latin: Veritas vos liberabit---"Kebenaran akan membebaskanmu."

Tiba-tiba semuanya terasa jelas. Aku kembali ke kotak besi dan mengucapkan kata-kata itu sambil meletakkan lencana di atasnya. Dalam sekejap, kotak itu terbuka dengan suara berderak. Di dalamnya, aku menemukan sebuah buku harian tua yang tampaknya sudah berusia ratusan tahun. Buku itu penuh dengan tulisan tangan yang jelas dan rapi, meskipun beberapa halaman sudah mulai rapuh.

Aku mulai membaca halaman pertama. Buku harian itu ternyata milik kakek buyutku, yang hidup pada awal abad ke-20. Dalam tulisannya, ia menjelaskan bagaimana ia terlibat dalam sebuah organisasi rahasia yang memiliki pengetahuan tentang sesuatu yang luar biasa, sesuatu yang bisa mengubah dunia jika jatuh ke tangan yang salah.

Buku harian itu penuh dengan detail tentang pencarian, petualangan, dan bahaya yang dihadapinya. Tapi yang paling mengejutkan adalah entri terakhirnya, yang berbicara tentang sebuah penemuan yang ia sembunyikan di rumah ini, penemuan yang bisa menjadi senjata atau berkah, tergantung pada siapa yang menemukannya. Di akhir tulisannya, ia meminta maaf kepada keluarganya karena harus menyimpan rahasia ini, tetapi ia percaya bahwa hanya keturunannya yang memiliki hati yang murni dan niat baik yang bisa menemukan dan menggunakannya dengan bijak.

Aku terdiam sejenak, merenungi makna dari apa yang baru saja kubaca. Penemuan ini---apapun itu---tampaknya sangat berharga, tetapi juga sangat berbahaya. Apakah aku siap untuk menghadapi tanggung jawab sebesar ini? Apakah aku orang yang tepat untuk menemukannya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun