Mohon tunggu...
Marisa Fitri
Marisa Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswi

Saya adalah salah satu mahasiswi semester akhir. Saya memiliki hobi membaca dan menulis karya sastra yang memiliki nilai moral tersendiri.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Separuh Kenangan di Ujung Senja

23 Agustus 2024   23:38 Diperbarui: 24 Agustus 2024   00:11 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namun, cinta mereka tidak mudah. Badrun adalah seorang pelaut, dan laut adalah hidupnya. Ia sering harus pergi untuk waktu yang lama, meninggalkan Amira yang harus menunggu dengan setia. Amira selalu merasa cemas setiap kali Badrun berlayar, karena ia tahu bahwa laut bisa menjadi sangat berbahaya. Namun, ia juga tahu bahwa ia tidak bisa menahan Badrun untuk tetap tinggal di daratan, karena laut adalah bagian dari jiwa Badrun.

Suatu hari, Badrun datang menemui Amira dengan kabar yang membuat hati gadis itu hancur. "Amira, aku harus pergi lagi," kata Badrun dengan suara yang berat. "Kali ini, aku akan pergi lebih lama dari biasanya. Ada sebuah pelayaran besar yang harus aku ikuti. Tapi aku berjanji, setelah pelayaran ini, aku akan kembali dan kita akan menikah."

Amira mencoba menahan air matanya, tetapi ia tidak bisa menyembunyikan rasa sedih yang menguasai hatinya. "Berapa lama kau akan pergi, Badrun?" tanyanya dengan suara gemetar.

"Mungkin setahun, atau lebih. Aku tidak tahu pasti. Tapi aku berjanji, aku akan kembali," jawab Badrun, menggenggam tangan Amira dengan lembut.

Amira mengangguk pelan, mencoba menerima kenyataan yang ada di depan matanya. "Aku akan menunggumu, Badrun. Tidak peduli berapa lama, aku akan selalu menunggumu."

Dengan janji yang terucap di antara mereka, Badrun pun berangkat ke pelayarannya yang panjang. Amira setiap hari menanti kabar dari Badrun, tetapi bulan demi bulan berlalu tanpa ada berita. Rasa rindu semakin dalam menghimpit hati Amira, tetapi ia tetap berpegang pada janjinya untuk menunggu.

Waktu terus berlalu, dan tahun-tahun berganti. Desa mulai berkembang, banyak perubahan terjadi, tetapi Amira tetap sama. Ia selalu duduk di pantai setiap senja, memandangi lautan, berharap melihat perahu Badrun kembali. Namun, harapan itu semakin lama semakin pudar, karena Badrun tak kunjung kembali.

Hingga suatu hari, datanglah seorang pelaut tua yang membawa kabar buruk. Ia bercerita bahwa kapal yang dinaiki Badrun terkena badai besar di tengah laut, dan semua awak kapal hilang tanpa jejak. Amira yang mendengar berita itu merasa seolah-olah dunianya runtuh. Namun, meskipun hatinya hancur, ia tidak bisa menerima bahwa Badrun telah tiada. Ia terus berharap bahwa Badrun masih hidup, terdampar di suatu tempat dan akan kembali suatu hari nanti.

Amira menunggu bertahun-tahun, hingga usia senja menghampirinya. Setiap hari ia duduk di pantai yang sama, menanti dan menanti, meskipun tubuhnya semakin lemah. Cinta yang ia miliki untuk Badrun begitu kuat, sehingga ia tidak pernah bisa melepaskan harapan bahwa suatu hari, ia akan melihat Badrun lagi.

Namun, hari itu tak pernah datang. Amira meninggal di usia tua, masih dengan cinta yang sama di dalam hatinya. Meskipun Badrun tak pernah kembali, Amira tetap setia pada janjinya. Di akhir hidupnya, Amira ditemukan di pantai, tempat di mana ia dan Badrun dulu sering duduk bersama. Senyumnya begitu damai, seolah-olah ia akhirnya bertemu kembali dengan cinta sejatinya di dunia lain.

Desa mengenang Amira sebagai wanita yang penuh cinta dan kesetiaan. Kisahnya menjadi legenda di antara penduduk desa, mengingatkan semua orang tentang kekuatan cinta yang tak pernah pudar, meskipun jarak dan waktu memisahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun