Sari, yang melihat semuanya dari luar, merasa kakinya lemas. Dia berlari sejauh mungkin dari rumah tua itu, mencoba melupakan apa yang baru saja dilihatnya. Tapi saat dia sampai di desa, dia tahu bahwa apa yang terjadi di rumah itu tidak akan pernah bisa dia lupakan.
Keesokan harinya, penduduk desa menemukan rumah tua itu dalam kondisi rusak parah, dengan pintu terbuka lebar dan cermin besar di dalamnya retak. Tidak ada tanda-tanda pria misterius itu, seolah-olah dia lenyap begitu saja. Namun, satu hal yang aneh terjadi---bayangan gelap mulai menyebar dari rumah tua itu, menguasai setiap sudut desa dengan kecepatan yang mengerikan.
Desa yang sebelumnya damai kini diselimuti oleh kabut kelabu yang membawa hawa dingin dan ketakutan. Penduduk desa merasa ada sesuatu yang berubah, sesuatu yang mengancam dari dalam bayangan-bayangan gelap yang semakin tebal.
Sari, yang merasa bersalah karena tidak melakukan apa-apa saat melihat ritual itu, memutuskan untuk mencari cara untuk mengakhiri kegelapan yang menyelimuti desanya. Dia tahu bahwa jawabannya ada di dalam rumah tua itu, di balik cermin yang retak.
Dengan tekad yang bulat, Sari kembali ke rumah tua itu. Di dalam, cermin besar itu tampak seolah-olah menantangnya untuk mendekat. Sari merasakan ketakutan yang luar biasa, tetapi dia tahu bahwa jika dia tidak melakukan sesuatu, desanya akan hancur.
Dia mengulurkan tangan dan menyentuh cermin itu. Pada saat itu, sebuah kekuatan besar menariknya ke dalam cermin, membawa Sari ke dunia yang gelap dan penuh bayangan, tempat di mana kegelapan itu berasal.
Dan di sana, di tengah kegelapan itu, Sari berdiri, bersiap untuk menghadapi apa pun yang ada di balik bayangan-bayangan tersebut. Karena dia tahu, hanya keberanian yang bisa menyelamatkan desanya dari ancaman yang kini telah dilepaskan.
Sejak kejadian itu, Sari tidak lagi berani untuk bersembunyi dibalik bayangan yang membuatnya takut, sehingga hal tersebutlah yang menuntunnya ke arah yang lebih baik dan besar kedepan kehidupannya.Â
Sumbawa, 20 Agustus 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H