"Terima kasih untuk pagi yang menyenangkan, Dimas," kata Aisha sambil beranjak dari kursinya. "Mungkin kita bisa bertemu lagi minggu depan?"
Dimas tersenyum lebar. "Tentu, saya akan senang sekali."
Minggu-minggu berikutnya, mereka terus bertemu di kafe itu. Setiap pertemuan membawa cerita baru, tawa, dan kedekatan yang semakin terjalin erat. Dimas menemukan bahwa Aisha adalah sosok yang cerdas, penuh semangat, dan menginspirasi. Aisha merasa nyaman dan terbuka kepada Dimas, seorang pendengar yang baik dan bijaksana.
Suatu hari, ketika mereka sedang duduk di meja favorit mereka, Aisha menunjukkan beberapa halaman draft novel yang sedang ia tulis. "Ini cerita tentang pertemuan kita," katanya sambil tersenyum malu.
Dimas membaca dengan seksama, terharu melihat bagaimana Aisha menggambarkan pertemuan mereka dengan indah. "Ini luar biasa, Aisha. Aku merasa sangat terhormat."
Aisha menggenggam tangan Dimas dengan lembut. "Kamu telah menjadi bagian penting dalam hidupku, Dimas. Terima kasih sudah ada di sini."
Di hari Minggu yang cerah itu, di kafe kecil di sudut jalan, Dimas dan Aisha menyadari bahwa pertemuan mereka adalah awal dari sesuatu yang indah. Mereka tahu bahwa secangkir kopi di hari Minggu telah membawa mereka pada kisah cinta yang sederhana namun begitu berarti.
Dan setiap Minggu pagi, kafe kecil itu menjadi saksi bisu dari cerita mereka yang terus berkembang, seperti aroma kopi yang menghangatkan hati.
Sumbawa, 27 Juli 2024