Mohon tunggu...
Marisa Fitri
Marisa Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya adalah salah satu mahasiswi semester akhir. Saya memiliki hobi membaca dan menulis karya sastra yang memiliki nilai moral tersendiri.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Berteriak di Malam Gelap

25 Juni 2024   22:52 Diperbarui: 25 Juni 2024   23:22 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Di sebuah desa terpencil yang diselimuti kabut tebal, hiduplah seorang wanita tua bernama Mbok Asih. Mbok Asih dikenal sebagai sosok yang pendiam dan misterius. Dia tinggal sendirian di sebuah rumah tua yang sudah lapuk dimakan usia. Orang-orang desa selalu membicarakannya dengan bisikan-bisikan, dipenuhi rasa takut dan curiga.

Suatu malam, ketika desa diselimuti kegelapan dan kesunyian, terdengar suara jeritan pilu yang menggema di udara. Teriakan itu berasal dari rumah Mbok Asih. Para penduduk desa yang mendengarnya bergidik ngeri dan tidak berani keluar rumah.

Keesokan harinya, seorang pemuda pemberani bernama Budiman memberanikan diri mendatangi rumah Mbok Asih. Ia ingin mengetahui asal usul teriakan tersebut dan memastikan kondisi Mbok Asih.

Ketika Budiman sampai di rumah Mbok Asih, dia melihat pintu rumah terbuka lebar. Dengan hati yang berdebar kencang, dia melangkah masuk ke dalam rumah. Di dalam rumah yang gelap dan penuh debu, Budiman menemukan Mbok Asih tergeletak di lantai dengan wajah pucat pasi.

Budiman segera mendekati Mbok Asih dan mencoba membangunkannya. Mbok Asih perlahan membuka matanya dan menatap Budiman dengan tatapan kosong. Dia kemudian mengeluarkan suara lirih yang tidak bisa dimengerti oleh Budiman.

Budiman berusaha untuk menenangkan Mbok Asih dan menanyakan apa yang terjadi. Mbok Asih dengan susah payah menceritakan bahwa dia melihat hantu seorang wanita muda yang cantik di dalam rumahnya. Wanita itu mengenakan gaun putih panjang dan rambutnya yang panjang terurai menutupi wajahnya.

Hantu itu menjerit dan menangis dengan pilu, memohon Mbok Asih untuk membantunya. Mbok Asih yang ketakutan mencoba untuk melarikan diri, tetapi hantu itu selalu mengikutinya. Teriakan hantu itulah yang didengar oleh penduduk desa.

Budiman tidak percaya dengan cerita Mbok Asih, namun ia merasa kasihan melihatnya ketakutan. Ia memutuskan untuk membantu Mbok Asih mencari tahu asal muasal hantu wanita tersebut.

Budiman dan Mbok Asih kemudian pergi ke makam desa. Di sana, mereka menemukan sebuah nisan tua dengan nama seorang wanita bernama Sari. Sari adalah seorang gadis yang meninggal secara tragis beberapa tahun lalu. Dikabarkan bahwa dia dibunuh oleh orang yang dicintainya.

Budiman dan Mbok Asih kemudian berdoa di makam Sari dan meminta maaf atas kematiannya yang tragis. Mereka berharap dengan doa mereka, arwah Sari dapat menemukan kedamaian dan tidak lagi mengganggu Mbok Asih.

Setelah itu, hantu wanita itu tidak pernah muncul lagi di rumah Mbok Asih. Mbok Asih pun bisa hidup dengan tenang kembali. Penduduk desa yang mengetahui hal itu merasa lega dan bersyukur. Mereka tidak lagi takut dengan Mbok Asih dan mulai menerimanya kembali ke dalam komunitas mereka.

Namun hingga saat ini masih menjadi misteri siapa sebenarnya yang membunuh Sari dan apa sebenarnya yang diinginkannya dari Mbok Asih. Jeritan deritanya di kegelapan malam masih menjadi legenda yang diceritakan secara turun temurun di desa tersebut, sebagai pengingat akan tragedi yang terjadi dan kengerian yang dialami Mbok Asih.

Sumbawa, 25 Juni 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun