Di sebuah desa terpencil yang diselimuti kabut tebal, hiduplah seorang wanita tua bernama Mbok Asih. Mbok Asih dikenal sebagai sosok yang pendiam dan misterius. Dia tinggal sendirian di sebuah rumah tua yang sudah lapuk dimakan usia. Orang-orang desa selalu membicarakannya dengan bisikan-bisikan, dipenuhi rasa takut dan curiga.
Suatu malam, ketika desa diselimuti kegelapan dan kesunyian, terdengar suara jeritan pilu yang menggema di udara. Teriakan itu berasal dari rumah Mbok Asih. Para penduduk desa yang mendengarnya bergidik ngeri dan tidak berani keluar rumah.
Keesokan harinya, seorang pemuda pemberani bernama Budiman memberanikan diri mendatangi rumah Mbok Asih. Ia ingin mengetahui asal usul teriakan tersebut dan memastikan kondisi Mbok Asih.
Ketika Budiman sampai di rumah Mbok Asih, dia melihat pintu rumah terbuka lebar. Dengan hati yang berdebar kencang, dia melangkah masuk ke dalam rumah. Di dalam rumah yang gelap dan penuh debu, Budiman menemukan Mbok Asih tergeletak di lantai dengan wajah pucat pasi.
Budiman segera mendekati Mbok Asih dan mencoba membangunkannya. Mbok Asih perlahan membuka matanya dan menatap Budiman dengan tatapan kosong. Dia kemudian mengeluarkan suara lirih yang tidak bisa dimengerti oleh Budiman.
Budiman berusaha untuk menenangkan Mbok Asih dan menanyakan apa yang terjadi. Mbok Asih dengan susah payah menceritakan bahwa dia melihat hantu seorang wanita muda yang cantik di dalam rumahnya. Wanita itu mengenakan gaun putih panjang dan rambutnya yang panjang terurai menutupi wajahnya.
Hantu itu menjerit dan menangis dengan pilu, memohon Mbok Asih untuk membantunya. Mbok Asih yang ketakutan mencoba untuk melarikan diri, tetapi hantu itu selalu mengikutinya. Teriakan hantu itulah yang didengar oleh penduduk desa.
Budiman tidak percaya dengan cerita Mbok Asih, namun ia merasa kasihan melihatnya ketakutan. Ia memutuskan untuk membantu Mbok Asih mencari tahu asal muasal hantu wanita tersebut.
Budiman dan Mbok Asih kemudian pergi ke makam desa. Di sana, mereka menemukan sebuah nisan tua dengan nama seorang wanita bernama Sari. Sari adalah seorang gadis yang meninggal secara tragis beberapa tahun lalu. Dikabarkan bahwa dia dibunuh oleh orang yang dicintainya.
Budiman dan Mbok Asih kemudian berdoa di makam Sari dan meminta maaf atas kematiannya yang tragis. Mereka berharap dengan doa mereka, arwah Sari dapat menemukan kedamaian dan tidak lagi mengganggu Mbok Asih.
Setelah itu, hantu wanita itu tidak pernah muncul lagi di rumah Mbok Asih. Mbok Asih pun bisa hidup dengan tenang kembali. Penduduk desa yang mengetahui hal itu merasa lega dan bersyukur. Mereka tidak lagi takut dengan Mbok Asih dan mulai menerimanya kembali ke dalam komunitas mereka.