Mohon tunggu...
Ariq Ilham
Ariq Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Rookie Writer

23y | Olahraga - Lyfe - Vox Pop

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Berjaya di All England, Bulutangkis Indonesia Bangkit dari Tidurnya

18 Maret 2024   09:11 Diperbarui: 18 Maret 2024   09:18 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ginting dan Jojo di podium juara All England 2024. Foto: PBSI

Dua gelar All England 2024 yang diraih kontingen Indonesia seakan menjadi oase yang menyegarkan di tengah padang gurun yang gersang.

Bulutangkis Indonesia mengalami masa-masa suram beberapa tahun terakhir, khususnya satu tahun ke belakang.

Performa para atlet yang menurun dan ketidak becusan pengurus membuat bulutangkis  Indonesia mengalami kemunduran.

Banyak rekor-rekor baru terpecahkan, yang sayangnya itu adalah rekor negatif. Dan banyak turnamen dilewatkan tanpa mendapatkan satupun gelar.

Kondisi tersebut sangat memprihatinkan dan mengkhawatirkan mengingat tidak lama lagi Olimpiade akan diadakan.

Di awal tahun 2024 kondisi agaknya belum berubah. Kontingen Indonesia hanya mampu meraih 1 gelar juara dari 6 turnamen yang telah diselenggarakan. 

Di tengah tandusnya prestasi bulutangkis Indonesia, para pemain turun berlaga di turnamen bulutangkis paling legendaris dan tertua di dunia, yakni All England. 

Turnamen tersebut adalah turnamen BWF World Tour Super 1000 atau level tertinggi yang diikuti pemain-pemain top dunia. 

Tidak ada ekspektasi tinggi terhadap para wakil Indonesia melihat performa mereka belakangan ini, meski ada keinginan mereka mampu berbicara banyak di turnamen tersebut.

Dan ternyata, wakil Indonesia mampu berbicara banyak di All England. Tak hanya itu, Indonesia berjaya dengan berhasil meraih 2 gelar juara dan 1 runner up.

Pada saat semifinal, Indonesia menyisakan tiga wakil yaitu, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie di nomor tunggal putra, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di nomor ganda putra.

Ketiganya berhasil mengalahkan lawannya di semifinal dan melangkah ke partai final.

Yang menarik dan mengejutkan adalah di sektor tunggal putra, di mana Ginting dan Jojo berhasil menciptakan all-Indonesian final di turnamen bergengsi All England. Ini merupakan momen yang langka.

Terakhir kali tercipta all-Indonesian final tunggal putra di All England adalah di tahun 1994. Ketika itu, final mempertemukan Hariyanto Arbi dan Ardy Wiranata yang dimenangkan oleh Hariyanto Arbi.

Setelah 30 tahun, akhirnya momen tersebut kembali terulang, kali ini antara Anthony Ginting dan Jonatan Christie.

Ginting yang bermain lebih dulu di semifinal melawan Christo Popov menjadi tunggal putra Indonesia pertama yang melangkah ke final All England sejak Budi Santoso di tahun 2002. 

Perjalanan Ginting ke final patut diapresiasi. Di babak perempat final dirinya harus bertemu Viktor Axelsen, lawan yang sudah lama tidak bisa ia kalahkan.

Namun ternyata, di perempat final All England Ginting akhirnya pecah telur kembali atas Axelsen. Ginting sukses mengalahkan Axelsen dengan skor 2-1 (8-21, 21-18, 21-19).

Sementara itu, Jojo melangkah ke final dengan meyakinkan usai mengalahkan wakil India Lakshya Sen 2-1. Sebelumnya Jojo berhasil menyingkirkan Chou Tien Chen, Kunlavut Vitidsarn, dan Shi Yuqi yang merupakan pemain unggulan di turnamen kali ini.

All-Indonesian final antara Ginting dan Jojo pun akhirnya dimenangkan oleh Jojo dengan skor 2-0 (21-15, 21-14). Kemenangan tersebut menjadikan Jojo sebagai tunggal putra Indonesia pertama yang menjadi juara All England sejak Hariyanto Arbi di tahun 1994.

Gelar juara All England tersebut juga menjadi gelar Super 1000 pertama Jojo sepanjang karirnya.

All-Indonesian final di All England menjadi bukti bahwa tunggal putra Indonesia belum habis, dan masih bisa bersaing di level tertinggi bulutangkis dunia. Dan tentunya kita berharap, sektor tunggal putra juga bisa berjaya di Olimpiade Paris 2024.

Sementara itu di sektor ganda putra, Fajar Alfian/Rian Ardianto berhasil mempertahankan gelar juara All England yang mereka raih di tahun 2023.

Menghadapi wakil Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, Fajar/Rian tampil gemilang dan nyaris tanpa cela dan berhasil mengunci gelar juara All England 2024 dengan kemenangan 2-0 (21-16, 21-16).

Ini menjadi gelar perdana Fajar/Rian sejak terakhir kali mereka meraih juara tepat satu tahun lalu di turnamen yang sama, yakni All England 2023.

Mengalami penurunan performa sejak paruh kedua tahun 2023, Fajar/Rian akhirnya bangkit dengan berhasil back-to-back juara All England. 

Fajar/Rian menjadi salah satu dari 4 pasangan ganda putra yang mampu mempertahankan gelar All England. Keduanya sejajar dengan Ricky Soebagja/Rexy Mainaky, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya, dan Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe.

Fajar/Rian adalah harapan Indonesia untuk meraih medali emas di Olimpiade Paris 2024. Tentunya kita berharap mereka bisa mengulang kesuksesan All England ini di ajang Olimpiade nanti. 

Dengan 2 gelar juara dan 1 runner up yang diraih, menjadikan Indonesia sebagai juara umum All England 2024. Ini menjadi kali pertama sejak tahun 2014 Indonesia berhasil meraih 2 gelar juara di All England.

Dua gelar All England tersebut seakan menjadi penyegar di tengah keringnya prestasi bulutangkis Indonesia belakangan ini.

Kejayaan di All England 2024 semoga menjadi sinyal kebangkitan bulutangkis Indonesia setelah "tertidur" cukup lama. Dan harapannya setelah ini bulutangkis Indonesia rutin meraih prestasi, dan puncaknya mendapatkan medali emas di Olimpiade Paris 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun