Mohon tunggu...
Ariq Ilham
Ariq Ilham Mohon Tunggu... Freelancer - Rookie Writer

23y | Olahraga - Lyfe - Vox Pop

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menilai Penampilan Seluruh Kandidat dalam Debat Cawapres 2024

23 Desember 2023   11:33 Diperbarui: 23 Desember 2023   11:34 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah menggelar debat calon presiden pada 12/12/2024 lalu, kini giliran KPU menggelar debat calon wakil presiden (cawapres) pada tanggal 22/12/2024. 

Tidak seperti debat capres yang dilangsungkan di halaman depan gedung KPU, debat cawapres dilangsungkan di tempat yang lebih nyaman, yaitu Jakarta Convention Center. Para kandidat juga diberi podium dan diperbolehkan membawa alat tulis.

Secara keseluruhan, masing-masing cawapres tampil dengan cukup baik dalam hal public speaking, termasuk cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming yang sebelumnya banyak yang meragukan kemampuannya dalam berbicara di forum debat. 

Gibran tampil di luar dugaan banyak orang, ia terlihat percaya diri, tenang dan cukup lugas dalam memaparkan visi misi dan jawaban. Mungkin ia telah berlatih cukup keras dalam menghadapi debat cawapres tadi malam. 

Meskipun pada sesi awal Gibran tampil mulus dan lancar, dengan menggunakan sejumlah diksi khas Milenial dan Gen Z, akan tetapi ada catatan terkait otentisitas Gibran, ia terlihat seolah-olah menghafal skrip. Hal ini kemudian terkonfirmasi pada sesi tanya jawab (yang sudah di luar dari 'skrip'), ia terlihat kurang begitu memahami pertanyaan yang diajukan lawan dan tidak lagi mengeksplorasi statement yang dikemukakan pada sesi awal.

Gibran juga sempat memberikan pertanyaan jebakan kepada lawannya yang dianggap sebagian orang kurang etis dan tidak substantif. Namun itu sah-sah saja sebagai strategi debat, tinggal bagaimana pemilih menilai apakah itu pertanyaan yang penting dan bagus atau tidak.

Pada closing statement Gibran kembali tampil baik seperti saat sesi awal, dengan penyampaian yang terukur sesuai dengan durasi waktu.

Mahfud MD, sebagai seorang yang menyandang gelar profesor, pakar hukum, dosen, dan orang yang berpengalaman di pemerintahan, ia menunjukkan kecakapan dalam mencari dan memberikan korelasi antara konteks penegakan hukum dengan tema yang dibahas.

Prof Mahfud tampil sangat tenang, minim kesalahan, dan yang paling konsisten dari awal sampai akhir. 

Tapi, untuk urusan kostum beliau tidak konsisten, karena di akhir sesi Prof Mahfud berganti kostum. Ini yang menjadi perhatian juga, perlu memilih kostum yang normal-normal saja yang nyaman digunakan, dan juga yang tidak kalah penting adalah adanya konsistensi dan kontinuitas dresscode pasangan calon.

Di sesi akhir atau closing statement, beliau menutup debat dengan membaca teks yang sudah dipersiapkan, dan ini sedikit mengurangi nilai penampilannya.

Untuk Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, di awal-awal beliau kurang memberikan kesan yang baik dengan menyampaikan visi misi sambil menyontek, kemudian juga kehabisan waktu karena menyampaikan hal-hal yang kurang penting.

Cak Imin juga beberapa kali belibet, dan blunder karena tidak konsisten dengan ucapannya. Cak Imin juga pasangannya sebelumnya bicara soal prioritas dan memberikan sinyal bahwa IKN bukan prioritas dan kerap mengkritik pembangunan IKN, namun beliau justru menyampaikan ide soal membangun 40 kota baru selevel Jakarta. 

Ini menjadi logika yang paradoks, meskipun maksud beliau adalah meng-upgrade kota yang sudah ada, bukan benar-benar kota baru, tapi beliau tidak menyampaikannya secara jelas.

Namun secara keseluruhan Cak Imin tampil cukup baik, apa adanya, dan sedikit jenaka, dengan memperkuat gimmick 'slepet'. Beliau juga terlihat santai terutama di separuh akhir, tidak terpancing emosi, dan tidak memojokkan lawan.

Secara keseluruhan ketiga kandidat cawapres tampil cukup baik, namun jawaban dari para cawapres mengenai persoalan ekonomi kerakyatan dan sebagainya tidak terlalu tajam dan belum fokus pada inti persoalan yang dihadapi masyarakat.

Meski begitu, debat capres cawapres menjadi salah satu sarana penilaian bagi pemilih terhadap karakter dan kemampuan calon presiden dan calon wakil presiden, juga kekuatan dan kelemahan masing-masing pasangan calon, yang akan membantu pemilih dalam membuat keputusan.

Melalui debat, publik bisa mempunyai gambaran dan bisa menilai sendiri mana yang layak menjadi pemimpin, figur dan karakter seperti apa yang cocok memimpin Indonesia. Semuanya punya penilaian masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun