Mohon tunggu...
Putra Mario
Putra Mario Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Siapa-siapa

Orang yang Biasa-biasa Saja

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Benih Sabda Allah Jatuh di Hatimu

29 Januari 2025   08:15 Diperbarui: 29 Januari 2025   00:22 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar: www.beritasatu.com)

Rabu, 29 Januari 2025

Ibr 10: 11-18; Mrk 4:1-20

Dalam dunia pertanian, tanah adalah sarana pertama yang paling menentukan tumbuh kembangnya sebuah bibit. Pertumbuhan dan perkembangan bibit sangat bergantung dengan kondisi tanah. Dalam perumpamaan tentang penabur ini, tanah mendapat perhatian penting, karena tanah dalam perumpamaan ini adalah situasi hati manusia.

Pertama, tanah di pinggir jalan. Jenis tanah ini adalah hati yang keras. Yesus menyebutkan bahwa sebagian benih jatuh di pinggil jalan, dan ketika benih itu jatuh, datanglah burung dan memakannya.

Jenis tanah ini menggambarkan hati yang keras, yang tidak bisa menerima Sabda Tuhan. Hati ini tertutup, keras, dan tidak peka dengan ajakan Tuhan. Ketika Sabda Allah datang, hati yang keras ini akan langsung diambil oleh keraguan, godaan, atau bahkan kebingungan. Mereka yang memiliki hati seperti ini tidak peduli dengan Firman Tuhan, atau mungkin sudah terbiasa mengabaikan Sabda Allah.

Kedua, tanah yang berbatu-batu. Jenis tanah ini melambangkan hati yang dangkal. Yesus menjelaskan bahwa di tanah ini benih jatuh. Benih tersebut bertumbuh, tetapi kemudian mati karena tidak memiliki akar yang dalam.

Jenis tanah ini menggambarkan hati yang dangkal, yang mungkin awalnya menerima Sabda Allah dengan sukacita, tetapi kemudian meredup karena tidak memiliki kedalaman. Kemungkinan orang yang seperti ini adalah yang suka datang pada Tuhan tetapi ketika ujian dan tantangan datang melanda, mereka mundur lebih cepat.

Ketiga, tanah yang bersemak. Jenis tanah ini melambangkan hati yang terbelah-belah. Jenis tanah ini menumbuhkan semak. Pada tanah ini, benih yang ditabur memang bertumbuh, tetapi karena tumbuh bersama semak-semak, pertumbuhannya terhambat. Efeknya, benih yang bertumbuh kesulitan untuk berbuah.

Jenis tanah ini melambangkan hati yang terbelah. Meskipun Sabda Allah diterima, namun hatinya juga penuh dengan hal duniawi, segala kecemaran hidup, dan lain sebagainya. Orang-orang yang terbiasa merelativisir segala hal, sangat mungkin masuk dalam jenis ini. Orang-orang yang mengidap penyakit aktivisme (aktivitas tanpa refleksi) juga bisa masuk golongan tanah jenis ini.

Keempat, tanah yang baik. Jenis tanah ini melambangkan hati yang subur. Jenis tanah ini sangat terbuka pada benih yang jatuh, sehingga benih dapat bertumbuh dengan baik untuk menghasilkan buah yang berlimpah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun