Mohon tunggu...
Putra Mario
Putra Mario Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Siapa-siapa

Orang yang Biasa-biasa Saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Marilah Kita Pergi ke Bethlehem"

25 Desember 2024   06:00 Diperbarui: 23 Desember 2024   01:30 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rabu, 25 Desember 2024

Hari Raya Natal

Yes 62:11-12; Tit 3:4-7; Luk 2:15-20

Bacaan-bacaan suci hari mengantar kita untuk terlibat dalam sukacita yang Tuhan berikan untuk umat manusia. Hari ini, telah lahir bagi kita Seorang Juruselamat, yakni Yesus Kristus. Dia datang untuk memenuhi janji keselamatan bagi umat manusia. Bacaan-bacaan suci yang kita dengarkan hari ini mengungkapkan betapa besar sukacita yang dihadirkan oleh karena kelahiran Kristus, serta pentingnya peran Yesus dalam membawa keselamatan kepada dunia.

Dalam bacaan pertama, Tuhan menyampaikan pesan penting kepada umat-Nya, bahwa keselamatan-Nya telah datang. Ungkapan nabi Yesaya tentang keselamatan yang datang, adalah kabar sukacita yang tidak hanya ditunjukkan untuk umat Israel pada waktu itu, tetapi juga untuk kita semua. Keselamatan yang diungkapkan oleh Yesaya bukan sekadar impian kosong, tetapi kenyataan yang telah datang ke dunia melalui kelahiran seorang Juruselamat.

Kemudian pada bacaan Injil, kita mendengarkan sebuah kisah tentang para gembala yang menjadi saksi mata kelahiran Yesus Kristus. Awal mula mereka mendapat kabar dari malaikat. Kabar itu tidak sekadar menjadi bahan perbincangan di antara para gembala, tetapi justru mendorong mereka untuk bergerak, pergi menuju tempat di mana Tuhan hadir, yakni di Bethlehem.

Ada tiga hal yang bisa kita renungkan dari sikap para gembala ini. Pertama, sukacita menggerakan seseorang untuk mencari Tuhan. Sukacita yang para gembala rasakan setelah menerima kabar dari malaikat tidak hanya membuat mereka terpesona, tetapi juga mendorong mereka untuk bergerak. Mereka berkata "Marilah kita pergi ke Bethlehem".

Sukacita yang sejati adalah sukacita yang menggerakan hati untuk mencari Tuhan lebih dalam, untuk lebih dekat kepada-Nya. Sama seperti ketika kita mendengar bahwa nanti akan ada pesta sambut baru di tetangga sebelah, kita pasti sangat antusias untuk pergi bergabung dalam pesta tersebut. Begitu pula dengan para gembala yang langsung bergegas menuju Tuhan, ketika mereka mendengar bahwa Tuhan ada di dekat mereka.

Natal menjadi momen bagi kita untuk semakin dekat dengan Tuhan. Tuhan yang lahir di tengah umat manusia membantu kita untuk semakin dekat dengan-Nya. Dia sudah ada di sini. Hal ini juga mengisyaratkan kita untuk bergegas menuju Tuhan.

Mereka yang saat ini sedang bergembira karena sesuatu, baiknya datang pada Tuhan untuk mempersembahkan keberhasilan. Mereka yang saat ini sedang bersedih, baik sekali kalau datang kepada Tuhan untuk menceritakan isi hati.

Kedua, sukacita mengubah kita. Setelah menemukan Maria, Yosef dan bayi yang terbaring dalam palungan, para gembala ini tidak bisa berdiam diri. Mereka tidak hanya melihat, tetapi juga memberitakan sukacita yang mereka alami. Mereka menceritakan segala sesuatu yang telah dikatakan kepada mereka tentang bayi yang baru lahir itu. Sama seperti anak-anak yang baru mendapat pengalaman baru langsung menceritakan segala sesuatu kepada orangtuanya, begitu pula dengan para gembala ini.

Sukacita yang datang dari perjumpaan dengan Tuhan seharusnya mengubah hidup kita, membuat kita semakin berani untuk membagikan kabar baik kepada orang lain. Sukacita ini bukan untuk disembunyikan, tetapi untuk dibagikan kepada orang-orang di sekitar kita.

Ketiga, sukacita membawa kemuliaan kepada Tuhan. Setelah menceritakan semua tentang kelahiran Yesus, gembala-gembala ini kembali ke tempat mereka, untuk kemudian memuliakan dan memuji Allah. Sukacita sejadi selalu berujung pada pujian dan penyembahan kepada Tuhan. Setiap langkah perjalanan iman kita, setiap sukacita yang kita rasakan seharusnya mendekatkan kita kepada Allah, membuat kita semakin bersyukur dan memuji-Nya.

Sukacita Natal bukan hanya tentang perayaan, hadiah, atau kebersamaan keluarga. Lebih dari itu, sukacita Natal adalah tentang perjalanan iman yang mengarahkan kita kepada Tuhan. Natal seharusnya menjadi panggilan bagi kita untuk lebih dekat keapda Tuhan, untuk menemukan-Nya, untuk dikuatkan-Nya, dan untuk membagikan kabar baik ini kepada dunia.

Semoga kita, seperti gembala-gembala ini, dapat mengalami sukacita yang mengubah hidup kita, yang membawa kita semakin dekat dengan Tuhan, dan yang memuliakan Allah di dalam hidup kita.

Selamat Nata! Sukacita Tuhan menyertai kita hari ini dan selamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun