Mohon tunggu...
Putra Mario
Putra Mario Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Siapa-siapa

Orang yang Biasa-biasa Saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sang Raja Damai Pembawa Sukacita

22 Desember 2024   22:51 Diperbarui: 22 Desember 2024   22:51 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu, 22 Desember 2024

Mi 5:1-4a; Ibr 10:5-10; Luk 1:39-45

Bacaan-bacaan suci pada hari ini hendak mengantar kita untuk semakin mempersiapkan diri menyambut kedatangan Tuhan.

Bacaan pertama hari ini berasal dari nubuat Mikha. Pada masa kemunculan nabi Mikha, Israel dalam situasi yang tidak baik. Situasi politik, sosial, dan ekonomi berada dalam situasi yang cukup memprihatinkan. Di mana-mana ada tanda-tanda kekerasan. Di pengadilan, para hakim membiarkan diri mereka mengalami pembusukan oleh karena korupsi, kaum agamawan hanya berpikir untuk mengumpulkan uang. Di antara masyarakat umum, kaum minoritas dan sombong telah mengambil alih semua ladang dan mengeksploitasi orang miskin sebagai pekerja yang dibayar rendah. Singkatnya, Israel pada masa hadirnya nabi Mikha adalah penuh dengan penderitaan dan penindasan.

Mengapa Israel mengalami nasib yang demikian buruk, padahal pemimpin Israel berasal dari keturunan Daud? Di antara banyak raja, hanya segelintir saja yang taat pada Allah. Selebihnya, mereka menindas rakyat dan membuat yang jahat di hadapan Allah. Hal tersebut dilakukan raja-raja Israel karena mereka menganggap diri setara dengan Allah dan merasa mampu melakukan segala sesuatu tanpa Allah. Mereka tidak melakukan apapun selain hanya membuat bencana.

Di dalam situasi yang begitu buruk ini, Mikha muncul dengan ramalannya yang aneh dan cenderung mengjatuhkan mental para pendengarnya. Sebab, di saat Israel membutuhkan sosok pemimpim yang gagah perkasa, Mikha justru menubuatkan kedatangan seorang penguasa Israel dari tempat yang tidak terkenal, dari desa kecil dan tidak penting, yakni Bethlehem. Nabi Mikha tampaknya tidak begitu peduli tempat asal dari yang diramalkan ini.

Hal terpenting adalah nabi Mikha mengabarkan sebuah pengharapan yang besar, yakni datangnya seorang pemimpin yang akan dilahirkan dari Bethlehem, sebuah kota kecil yang terabaikan. Meskipun Bethlehem tampak tidak berarti, justru dari sanalah Tuhan memilih untuk membawa Raja yang akan mengembalikan kedamaian, keadilan, dan keselamatan bagi umat-Nya. Raja yang dijanjikan ini bukan hanya sekadar pemimpin duniawi, tetapi seorang Gembala yang akan memimpin umat-Nya dengan hati dan kuasa Tuhan. Tentunya, menurut Mikha, umat-Nya akan tinggal dengan tenang, sebab yang dinantikan itu menjadi besar sampai ke ujung bumi, dan akan menjadi damai sejahtera (Mi 5:4).

Pertanyaannya, siapakah raja damai yang dinubuatkan Mikha?

Untuk menjawab pertanyaan ini, baiknya kita melihat terlebih dahulu pada bacaan Injil hari ini. Dalam bacaan Injil, kita mendengarkan kisah tentang Maria mengunjungi Elisabet saudaranya. Pertemuan dua saudara ini terjadi setelah mereka sama-sama telah menerima Kabar dari Malaikat Gabriel. Dan keduanya sama-sama sedang mengandung. Elisabet mengandung Yohanes Pembaptis, Maria mengandung Yesus. Ketika Maria menyapa Elisabet, bayi dalam kandungan Elisabet melonjak kegirangan dan Elisabet langsung dipenuhi Roh Kudus.

Penting bagi kita untuk melihat bahwa pertemuan antara Maria dan Elisabet melahirkan kedamaian dan sukacita yang mengalir. Sukacita tersebut lahir karena ada satu pribadi, yakni Yesus. Tokoh utama dalam kisah Injil hari ini, bukanlah Maria atau Elisabet, tetapi Yesus.

Respon Yohanes Pembaptis yang melonjak kegirangan menjadi gambaran bahwa sukacita sedang ada di antara Maria dan Elisabet. Sebagaimana Daud menari-nari di depan Tabut Perjanjian (2 Sam 6:10-11), begitupun Yohanes Pembaptis yang melonjak kegirangan karena berada di depan Yesus yang masih berada dalam perut Maria (Cat: dalam teologi, Maria dikatakan sebagai Tabut Perjanjian Baru). Dalam nada sukacita yang sama pula, Elisabet mengungkapkan kebahagiaanya karena Maria membawa dalam kandungannya seorang Anak yang terberkati, seorang Anak yang membawa sukacita dan damai sejahtera.

Jadi, Yesus adalah Sang Raja Damai. Yesus disebut Raja Damai, karena Dia memberikan sukacita kepada semua makhluk. Kehadiran-Nya di tengah dunia adalah untuk membawa kita kepada keselamatan. Dialah yang dinubuatkan oleh para nabi, termasuk nabi Mikha. Di dunia ini, hanya dua orang  yang kedatangannya sudah diramalkan sejak dahulu, sejak manusia jatuh dalam dosa, dan kedatangan mereka kembali diperkuat oleh ramalan para nabi. Dua orang itu adalah Yesus dan Maria. Dan ramalan itu tepat mengarah kepada Yesus dan Maria!

Dari bacaan suci hari ini, kita dapat menarik pesan yang bisa kita bawa pulang. Pertama, dari bacaan pertama, kita telah melihat bahwa nubuat Mikha tentang kehadiran seorang Raja Damai, lahir ketika Israel sedang menghadapi kesulitan hidup yang besar. Hal ini menunjukkan bahwa di tengh tantangan hidup dan keadaan yang tampak tidak menguntungkan, Tuhan selalu memiliki rencana yang lebih besar. Pengharapan kita bukan hanya kepada keadaan dunia ini, tetapi kepada Tuhan yang menyatakan kuasa-Nya melalui seorang Raja yang rendah hati dan penuh kasih.

Kedua, dari kisah pertemuan antara Maria dan Elisabet, tergambar adanya sukacita yang lahir di antara keduanya. Namun, sukacita tersebut ada karena satu sosok, yakni Yesus. Hal ini menggambarkan bahwa keberadaan Yesus dalam hidup kita membawa kedamaian yang melampaui segala pemahaman. Dan, sukacita yang datang dari Allah dan oleh karena Allah, merupakan sebuah rahmat dalam hidup. Artinya, untuk bisa merasakan sukacita Allah, orang tersebut harus hidup di dalam Allah terlebih dahulu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun