Sabtu, 21 Desember 2024
Kid 2:8-14 atau Zef 3:14-18a; Luk 1:39-45
Bacaan-bacan hari ini mengajak kita untuk menjadi orang-orang yang penuh dengan sukacita. Menjadi penuh dengan sukacita karena satu hal ini, yakni kehadiran Tuhan. Mari kita lacak pertama-tema dalam bacaan pertama dari Kidung Agung. Dari bacaan pertama ini, kita melihat gambaran yang indah tentang seorang kekasih yang datang menghampiri kekasihnya dengan langkah-langkah yang penuh keceriaan, yang tentunya dengan penuh cinta dan kegembiraan.
Yang dimaksudkan di sini adalah dalam teks bacaan pertama ini, kita diingatkan akan kedatangan Tuhan yang selalu penuh dengan berkat dan sukacita. Allah, sebagai Sang Kekasih, datang untuk menyapa umat-Nya, dan dalam kedatangann-Nya, sukacita lahir. Setiap pertemuan dengan Tuhan dan dalam Tuhan, Tuhan selalu membawa kegembiraan, karena Dia membawa hidup, harapan, dan kasih yang tak terbatas.
Tuhan, yang datang menghampiri kitai seperti seorang kekasih yang setia, memberikan sukacita yang memulihkan hati yang lelah dan membawa kita ke dalam hubungan yang penuh kasih dengan-Nya. Dalam setiap pertemuan kita dengan Tuhan, baik dalam doa, ibadah, atau momen kehidupan harian, kita diajak untuk merasakan sukacita yang datang dari kehadiran-Nya.
Sukacita yang dimaksud dalam bacaan pertama hari ini bukanlah sukacita yang diberikan oleh dunia, tetapi sukacita yang datang dari pertemuan dengan Tuhan. Kehadiran-Nya membawa ketenangan, kebahagiaan, dan harapan baru yang memampukan kita menghidupi kehidupan dengan penuh semangat dan keyakinan.
Kemudian pada bacaan Injil, kita mendengarkan kisah tentang pertemuan antara dua perempuan yang bersukacita karena perbuatan Tuhan atas mereka. Perempuan yang satu menyandang status sebagai wanita mandul dan sudah lanjut usia. Yang satunya masih gadis, belum bersuami tapi sudah mengandung. Tapi keduanya bersukacita, sekali lagi karena kehadiran Tuhan di tengah-tengah mereka.
Ketika Maria menyapa Elisabet, janin dalam rahim Elisabet, yakni Yohanes Pembaptis, melonjak kegirangan. Elisabet, yang dipenuhi dengan Roh Kudus, menyambut Maria dengan sukacita karena ia mengetahui bahwa Maria membawa Yesus, Sang Juru Selamat.
Sukacita mereka berdua bukan hanya karena mereka bertemu satu sama lain, tetapi karena kehadiran Tuhan yang luar biasa itu membawa sukacita yang meluap-luap.
Berdasarkan dua bacaan suci hari ini, kita bisa menarik dua pesan. Pertama, sukacita yang sejati hanya dapat ditemukan dalam pertemuan dengan Tuhan. Ketika kita menyadari bahwa Tuhan hadir di tengah kehidupan kita, baik dalam momen sukacita maupun momen dukacita, kita menemukan kedamaian yang sejati.
Sukacita itu bukan tergantung pada keadaan duniawi, melainkan pada hubungan kita dengan Tuhan. Pertanyaannya, bagaimana relasi saya dengan Tuhan? Apakah saya sudah sungguh dekat dengan Tuhan?
Bacaan pertama hari ini menjadi alarm yang baik bagi kita untuk membuka hati dan menyambut Tuhan dalam kehidupan kita. Dalam setiap pertemuan dengan Tuhan, kita akan merasakan sukacita, karena Tuhan selalu datang untuk membawa keselamatan dan kebahagiaan yang abadi.
Kehadiran Tuhan di tengah-tengah kita adalah alasan terbesar untuk bersukacita, karena Dia adalah sumber segala berkat dan kegembiraan.
Kedua, belajar dari kisah Maria dan Elisabet. Keduanya menjadi bahan pembelajaran yang baik bagi kita untuk saling membagi sukacita dengan sesama yang lain. Maria dan Elisabet sama-sama membagikan sukacita yang mereka terima dari Tuhan. Itu artinya, sukacita Tuhan itu sendiri mestinya menjalar kepada yang lain.
Sukacita tidak terkurung pada diri sendiri, tetapi dibagikan kepada orang lain. Pertanyaannya, apakah saya sudah membagikan sukacita Tuhan dengan orang lain, dengan orang di sekitar saya, dengan orang tua?
Dalam bacaan pertama, kita mendapat pesan untuk hidup dalam sukacita Tuhan. Kemudian dalam bacaan Injil hari ini, kita mendapat pesan untuk membagi sukacita Tuhan itu dengan orang di sekitar kita. Semoga sukacita yang kita terima dari Tuhan tersalurkan untuk orang lain juga. Agar kita menjadi penyalur rahmat Allah. Dan agar Allah semakin dikenal, dicintai, dilayani, dan dipuji oleh semua makhluk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H