Senin, 16 Desember 2024
Bil 24:2-7,15-17a; Mat 21:23-27
Injil pada hari ini membicarakan diskusi antara Yesus dengan imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi perihal otoritas Yesus. Imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi ini datang kepada Yesus dan mempertanyakan otoritas Yesus karena sebelumnya Yesus sempat bersih-bersih Bait Allah (Mat 21:12-17).
Sebelum Yesus datang, Bait Allah memang telah menjadi ladang bisnis, tempat jual beli burung merpati, tempat tukar uang, dan lain sebagainya. Singkatnya, Bait Allah telah menjadi sarang penyamun. Atas fenomena di Bait Allah inilah, tanpa komando dari mana-mana, Yesus datang untuk bersih-bersih Bait Allah tersebut.
Tentu saja, tindakan Yesus mendapat perhatian khusus dari imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. Dengan usaha Yesus tersebut, mereka ini mempertanyakan otoritas Yesus dan berusaha untuk mendiskreditkan Yesus. Mereka mempertanyakan otoritas Yesus karena mereka sangat jengkel dengan Yesus, terlebih setelah Yesus membersihkan Bait Allah, imam-imam kepala dan para ahli Taurat melihat mukjizat kesembuhan yang dilakukan Yesus dan anak-anak memuji Yesus (Mat 21:14-15).
Obsesi mereka untuk menguasai telah membutakan mereka terhadap kebenaran Tuhan, yang berujung pada penolakan mereka terhadap Yesus. Hal ini terjadi karena mereka merasa dirugikan dengan tindakan Yesus, yang karena membersihkan bisnis-bisnis seputaran Bait Allah, juga membuat mereka mengalami kerugian.
Pernah ada yang menyebutkan bahwa ada bisnis-bisnis yang menjanjikan di seputaran Bait Allah memang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya, karena memang kebutuhan/permintaan pasar untuk kegiatan keagamaan begitu tinggi. Pasar yang dituju adalah orang-orang yang datang dari tempat yang jauh, karena memang tidak mungkin orang pikul hewan kurban dari tempat jauh, sehingga mau tidak mau mereka harus membeli hewan kurban di seputaran Bait Allah itu.
Kegiatan jual beli hewan kurban memang hal yang biasa. Orang-orang membutuhkan hewan tersebut untuk kegiatan keagamaan. Namun, yang menjadi tidak baik adalah adanya permainan pasar yang memonopoli harga, sehingga mencekik ekonomi umat. Inilah yang ditentang oleh Yesus. Tindakan Yesus untuk bersih-bersih Bait Allah adalah karena permainan kotor para penjual hewan kurban yang berusaha membuat para pembeli menggantungkan keinginan secara penuh kepada para penjual, yang menyebabkan pembeli tidak berkutik.
Oleh karena tindakan inilah maka imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi mempertanyakan otoritas Yesus: Siapakah Yesus di dalam Bait Allah? Apa kepentingan Yesus berkaitan dengan Bait Allah? Di dalam struktur keagamaan, Yesus tidak memiliki otoritas apa-apa. Apalagi kalau mau lihat kehidupan keluarga Yesus, ayah-Nya seorang tukang kayu dan ibu-Nya seorang ibu rumah tangga biasa. Bukan orang terpandang di masyarakat. Mereka mempertanyakan otoritas karena yang berhak atas Bait Allah adalah para imam di Bait Allah. Dalam arti, imam-imam ini merasa tersinggung karena mereka bertanggungjawab penuh atas Bait Allah.
Akan tetapi, Yesus begitu cerdik. Dia menggunakan sosok Yohanes Pembaptis untuk melawan balik serangan dari imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. Dalam posisi yang sama, Yohanes Pembaptis tidak punya otoritas pelayanan. Apa hak Yohanes Pembaptis untuk membaptis orang? Apa hak Yohanes Pembaptis untuk berkotbah? Kuasa Yohanes Pembaptis tentu saja dari Tuhan. Namun, imam-imam kepada dan tua-tua Yahudi enggan mengakui otoritas tersebut, dan lebih memilih untuk tidak menjawab.