Seperti gol kedua, demikian dengan gol ketiga yang menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang pemain yang bagus dalam mencari posisi ketika rekan setimnya menguasai bola. Bola hasil umpan Marquinhos yang sebelumnya dikuasai Vinicius langsung disambarnya menjadi gol.
Apakah itu berarti Benzema akan meraih banyak penghargaan individu di akhir musim ini, seperti Ballon d' Or? Entahlah. Masih terlalu pagi untuk membicarakannya. Lagian, kompetisi masih bergulir. Dan Benzema masih ingin memberikan kejutan-kejutan lainnya.
Sosok kunci lain Real Madrid dalam keberhasilan misi remontada ini adalah sang entrenador, Carlo Ancelotti. Dalam laga leg II kontra PSG, Don Carlo berani membuat keputusan yang tidak lazim.Â
Kalau yang lazimnya pelatih asal Italia itu membuat pergantian pemain di menit 80 ke atas, kali ini Ancelotti sudah mengganti pemain di menit ke-57. Bahkan dua pemain sekaligus digantinya.
Tak takut dengan resiko, salah satu nama yang diganti adalah sang jendral lapangan tengah, Toni Kroos.Â
Ini adalah perjudian besar bagi Ancelotti karena Kroos merupakan salah satu pilar penting di lini tengah Real Madrid sejak dibeli dari Bayern Muenchen hingga hari ini. Tempo permain Real Madrid bergantung pada irama Kroos.
Namun, pergantian itu berbuah manis. Di babak II Real Madrid tampil lebih beringas. Tekanan tingkat tinggi dengan daya setrum yang luar biasa menghasilkan tiga gol hanya dalam tempo 17 menit, dimulai dari menit ke-61 atau 4 menit pasca pergantian. Remontada berhasil dalam 17 menit.
Yang seperti inilah yang perlu dilakukan oleh Ancelotti. Real Madrid memilki kedalaman skuad yang mumpuni.Â
Hanya saja, selama ini, Ancelotti terlalu pakem dengan starting XI yang ada sehingga membuat pemain lain tidak memiliki menit bermain yang banyak sekaligus kesulitan menunjukkan performa mereka.
Sudah selayaknya pemain-pemain seperti Camavinga, Ceballos, Isco, dan Hazard mendapat menit bermain.Â