Faris menggeleng.
"Lupa kepada Allah," jawabnya pelan. "Ketika kita jauh dari-Nya, hati kita menjadi keras. Tapi ingat, selama kita masih bernyawa, masih ada kesempatan untuk kembali."
Faris terdiam. Kata-kata itu seperti tamparan baginya. Ia sadar, selama ini ia terlalu sibuk mengejar dunia dan melupakan akhirat. Malam itu, untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ia menangis dalam sujudnya.
PenutupÂ
Setiap manusia pasti pernah merasakan kekosongan dalam hidup. Namun, penyebabnya bukan karena kurangnya harta atau kesuksesan, melainkan karena jauhnya hati dari Allah.
Hidup ini bukan sekadar bernafas dan mengejar dunia. Hidup yang sebenarnya adalah ketika hati terisi dengan iman dan taqwa. Dunia ini hanya sementara, sedangkan akhirat adalah tujuan abadi.
Banyak orang yang tampaknya bahagia, tetapi hatinya kosong. Mereka tertawa di luar, tetapi menangis di dalam. Mereka sibuk dengan pekerjaan, tetapi hatinya gersang.
Namun, selama kita masih diberi kesempatan, kita bisa kembali kepada Allah. Taubat selalu terbuka, rahmat-Nya tak terbatas. Yang penting adalah kesungguhan kita untuk berubah.