Mohon tunggu...
Abi Wihan
Abi Wihan Mohon Tunggu... Guru - Teacher

A Great Teacher is Inspiring

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Antara Kebaikan dan Kemunafikan

29 Januari 2025   19:18 Diperbarui: 29 Januari 2025   19:18 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keikhlasan dalam berbuat baik bukan hanya soal tindakan, tetapi juga tentang niat yang tersembunyi di dalam hati. Orang yang ikhlas tidak peduli apakah orang lain tahu tentang kebaikannya atau tidak. Ia tetap akan melakukannya meskipun tidak ada yang melihat.  

Kebaikan adalah sesuatu yang indah. Ia membawa ketenangan bagi pelakunya dan manfaat bagi orang lain. Namun, ada dua jenis kebaikan: kebaikan yang lahir dari hati yang ikhlas dan kebaikan yang hanya sekadar kepura-puraan. Perbedaan keduanya bagaikan air jernih dan fatamorgana---yang satu nyata, yang lain hanya ilusi.

Dalam ajaran agama dan kebijaksanaan para ulama, keikhlasan menjadi dasar utama dalam berbuat baik. Imam Al-Ghazali pernah berkata, "Ikhlas adalah meninggalkan pujian makhluk dalam amal perbuatan dan hanya mencari ridha Allah." Artinya, seseorang yang benar-benar ikhlas tidak berharap tepuk tangan dari manusia. Ia hanya ingin berbuat baik karena itu memang hal yang seharusnya dilakukan.

Namun, di sisi lain, ada orang-orang yang berpura-pura baik. Mereka tersenyum di depan, tetapi memiliki maksud lain di belakang. Dalam Al-Qur'an, Allah telah mengingatkan tentang sifat munafik yang menipu manusia dengan tampilan luar yang baik, tetapi hati mereka penuh kebusukan. Ini bukan hanya merugikan orang lain, tetapi juga menjerumuskan diri sendiri dalam kebohongan yang terus-menerus.

Maka, penting bagi kita untuk merenungkan: apakah selama ini kita sudah berbuat baik dengan ikhlas? Atau jangan-jangan, kita masih terjebak dalam kepura-puraan yang hanya demi citra diri?

"Seorang pemuda bernama Rafi. Ia dikenal sebagai orang yang baik, rajin membantu tetangga, dan sering berbagi dengan orang yang membutuhkan. Namun, ada satu hal yang tidak banyak orang tahu---Rafi melakukan semua itu agar dianggap sebagai orang baik dan mendapatkan pujian.

Suatu ketika, seorang tetangganya yang bernama Pak Hasan jatuh sakit. Rafi datang dengan membawa buah tangan, lalu dengan suara lantang berkata, "Pak Hasan, saya bawakan buah-buahan. Semoga cepat sembuh ya!" Beberapa warga yang melihat kejadian itu pun berbisik, "Wah, Rafi memang baik sekali!" Rafi tersenyum puas, merasa bangga bahwa orang-orang menganggapnya sebagai sosok yang dermawan.

Namun, di balik itu, ada seorang pria tua bernama Pak Rahmat yang diam-diam mengamati Rafi. Suatu hari, Pak Rahmat menegur Rafi dengan lembut, "Nak, kebaikan itu bukan untuk diperlihatkan. Kebaikan sejati adalah yang dilakukan tanpa berharap balasan."

Rafi terdiam. Kata-kata itu terus terngiang di pikirannya. Beberapa hari kemudian, ia kembali ke rumah Pak Hasan, kali ini tanpa ada orang lain yang melihat. Ia membersihkan rumah Pak Hasan, memasak makanan, dan menemaninya berbicara tanpa perlu orang lain tahu. Perlahan, ia mulai memahami arti keikhlasan.

Di saat yang sama, ada pemuda lain di desa itu, Farhan, yang juga sering membantu orang. Namun, ia melakukannya tanpa banyak bicara dan tanpa mencari perhatian. Saat ada yang berterima kasih padanya, ia hanya tersenyum dan berkata, "Saya hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan."

Perlahan, orang-orang di desa mulai melihat perbedaan antara Rafi yang dulu dan Farhan. Mereka sadar bahwa kebaikan bukan hanya tentang apa yang tampak di luar, tetapi lebih pada niat yang tersembunyi di dalam hati".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun